Page 68 - Kumpulan Cerita Rakyat Pamona, Sebuah Intepretasi Baru
P. 68
Inao merasa sangat senang. Jempajuju tampak cemburu
melihatnya.
“Boleh saya yang gendong,” kata Jempajuju meminta
Lindu diserahkan kepadanya. “Komi mungkin mau jalan-
jalan dulu cari angin,” sambung Jempajuju memersilakan
Inao yang tampak cukup lelah untuk sekedar melihat-lihat
di sekitar kebun mereka.
Inao berjalan menyusuri ilalang dan jalan setapak di
belakang kebun cengkeh, dirinya beruntung karena
matahari tidak terlalu terik di siang itu. Lalu didengarnya
suara percikan air dari jarak yang tidak terlalu jauh. Inao
bergegas menyusul suara itu, yang menuntunnya ke tepi
danau Poso. Beberapa anak kecil berkumpul memandangi
seekor kucing yang sedang meronta, mengapung di atas
air. Salah satu anak kecil itu menggunakan sebatang
tongkat untuk memukuli si kucing. Inao menegur mereka
dengan suara keras.
83
“Ananggodi wongo !” teriak Inao. Mereka segera
berlomba-lomba lari ketika Inao mendekat.
Kucing itu berhasil berenang kembali ke darat dan
mengibaskan badannya yang basah. Air bercipratan ke
segala penjuru. Inao mendekati kucing itu dan membelai
kepalanya. Kucing itu mengamati Inao dengan seksama,
seolah mencoba mengingat sesuatu.
83 Anak nakal
64