Page 71 - Kumpulan Cerita Rakyat Pamona, Sebuah Intepretasi Baru
P. 71
85
“Ndongaku, Inao! Ronga-ronga waimai ! Ampungi
86
aku !” pinta Jempajuju sambil menangis. Berulang kali
diucapkannya kata-kata tersebut.
Langit seketika gelap dan gemuruh terdengar saling
bersahutan, hujan turun dengan deras. Jempajuju berlari
pulang ke rumahnya, mengambil Lindu dari palungannya
dan menerobos hujan, kembali ke tepi danau.
87
“Endo anamu , Ndongaku!” teriak Jempajuju sambil
mengangkat Lindu yang basah kuyup ke langit. Seketika
itu juga hujan berhenti. Seberkas cahaya putih silau turun
dari langit, awalnya mengitari danau, kemudian
mendekati Jempajuju dan Lindu. Cahaya itu berhenti tepat
di hadapan mereka. Karena memancarkan cahaya yang
hangat, pakaian serta tubuh Jempajuju dan Lindu seketika
kering seperti sediakala.
88
“Ndongaku, nupakalalo yaku ,” terdengar suara itu,
suara dari Inao datang dari cahaya tersebut.
“Ampungi aku! Endo anamu, Ndongaku!” mohon
Jempajuju kepada cahaya itu.
“Lindu biar ikut sama saya, tapi komi tidak bisa ikut ke
duniaku. Saya sudah dilarang berlama-lama di sini,” kata
Inao.
85 Lekaslah pulang
86 Maafkan saya
87 Ingat anakmu
88 Kamu sudah mengecewakan saya
67