Page 73 - Kumpulan Cerita Rakyat Pamona, Sebuah Intepretasi Baru
P. 73

*

               Lala  mengurai  airmata  ketika  mendengar  ayah  selesai
               bercerita.

               “Kenapa Epi menangis?” tanya ayah.

               “Jempajuju  tidak  bisa  lagi  bertemu  dengan  Inao  dan
               Lindu, Pa,” jawab Lala sambil menahan isak tangisnya.

               “Itu pelajaran buat Jempajuju, Epi. Apa-apa kalau dimulai
               dengan  niat  yang  kurang  baik,  biasanya  juga  akan
               berakhir dengan tidak baik. Ane belopa da molanto, ane
               watu da meratu,” kata ayah.

               “Apa artinya, papa?” tanya Lala.

               “Artinya kurang lebih seperti ini, Epi, sesuatu  yang benar
               tetaplah benar dan sesuatu yang salah tetaplah salah. Ane
               belopa  da  molanto,  maksudnya  kalau  pelepah  rumbia
               akan  terapung;  ane  watu  da  meratu,  kalau  batu  akan
               tenggelam.  Kita  harus  hati-hati  kalau  bertindak  atau
               berbuat. Jangan sampai seperti Jempajuju,” terang ayah.

               “Epi  suka  ceritanya  papa?”  tanya  ibu.  Lala
               menganggukkan kepalanya dan memeluk ibu kemudian
               ayah.

               “Minggu depan papa cerita lagi ya buat Epi,” pinta Lala
               kepada ayah.

               “Siap laksanakan,” jawab ayah sambil tersenyum melihat
               Lala,  putrinya  yang  hari  itu  terlihat  antusias
               mendengarkan  ceritanya.  Ayah  yakin  bahwa  saat  itu,


                                                                    69
   68   69   70   71   72   73   74   75   76   77   78