Page 64 - Kumpulan Cerita Rakyat Pamona, Sebuah Intepretasi Baru
P. 64
73
“Yaku napelimai yunu, selendangku, kasaeja ,” jawab si
bidadari.
74
“Ee itu so babunyi burung Lelengkaa , mari singgah di
rumahku saja, istirahat,” bujuk Jempajuju. Bidadari itu
memperhatikan sekelilingnya yang mulai gelap, dan
dirinya pun pasrah menerima ajakan dari Jempajuju.
75
76
“Yaku Jempajuju, komi ?” tanya Jempajuju. Bidadari
itu terlihat ragu menjawab, berpikir sejenak, kemudian
meyakinkan dirinya sendiri.
77
“Yaku Inao ,” jawab bidadari itu. Ketika keduanya
bertatap mata, sama-sama tersipu malu, lalu keduanya
tersenyum dan berjalan pulang.
Inao belum pernah bertemu dengan lelaki seperti
Jempajuju yang dianggapnya sopan, tampan dan pekerja
keras. Selama tinggal di rumah Jempajuju, dirinya
diperlakukan layaknya seorang tamu terhormat, yang
dihargai dan tidak pernah dibebani tanggung jawab
apapun. Demi rasa terima kasihnya, Inao selalu memasak
untuk Jempajuju, sehingga lelaki itu tidak pernah
kelaparan sepulang dari bekerja di kebun seharian.
73 Kain warna merah
74 Sejenis burung yang bersuara besar dan aktif di malam hari, biasa
disebut Tekaa, ini merupakan burung fiktif yang kerap muncul dalam
cerita dongeng
75 Saya
76 Kamu
77 Purnama kecil
60