Page 65 - Kumpulan Cerita Rakyat Pamona, Sebuah Intepretasi Baru
P. 65
Setiap melihat ke langit, Inao sering merasa sedih, karena
dirinya rindu dengan saudari-saudarinya, dengan
rumahnya. Sayangnya, satu hari di kahyangan sama
dengan tujuh tahun di dunia manusia, dan kini menjalani
kehidupan sebagaimana manusia lainnya agar tidak
dicurigai, hanya itu yang bisa dilakukannya. Inao tidak
pernah memberitahu Jempajuju bahwa dirinya memiliki
beberapa kesaktian seperti memasak makanan apapun
hanya dengan satu jentikan jari, dan dirinya bahkan dapat
berkomunikasi dengan semua hewan.
Setelah hampir dua bulan lamanya Inao tinggal di rumah
itu, suatu hari Jempajuju pulang ditemani sekelompok
orang yang terdiri dari laki-laki dan perempuan dari
berbagai usia. Inao sempat ketakutan ketika melihat
rombongan mereka masuk ke dalam rumah.
“Tenang, Inao. Mereka adalah warga di desa ini. Jadi
sesuai tradisi kami, seorang laki-laki dan perempuan
hidup serumah tanpa ikatan dianggap menjadi aib,
sehingga sepantasnya jika disatukan dalam sebuah
perkawinan. Izinkan saya, Jempajuju, menjadikan komi,
Inao, sebagai istriku,” kata Jempajuju sambil
menyerahkan dua nampan kuning yang di atasnya
berisikan sejumlah barang kepada Inao. Dengan hati-hati,
Inao meletakkan kedua tangannya bergantian di atas
kedua nampan itu sebagai tanda dirinya menerima
lamaran dari Jempajuju. Tatkala Inao tersenyum malu,
warga di sekitar Jempajuju bersorak gembira.
61