Page 66 - Modul TDPLK 1
P. 66
Kemudian isinya dituangkan dengan posisi pipet sama seperti waktu mengimpitkan. Setelah
kosong dibiarkan ± 15 detik baru diangkat. Cairan yang tertinggal diujung pipet jangan ditiup
(dibuang).
3. Labu Ukur
Labu ukur adalah sebuah labu berdasar rata, berleher sempit tetapi panjang dan
bertanda garis sebagai tanda batas isi labu. Pada tiap labu ukur tertera kapasitas dan suhu
teranya. Labu yang dipergunakan untuk tempat membuat larutan dan mengukurnya dalam
volume tertentu. Pada umumnya labu ukur tidak dipergunakan untuk memindahkan isi cairan
tertentu, seperti halnya pipet.
Cara pemakaian labu ukur:
Bila contoh berupa larutan dapat langsung dimasukan ke dalam labu ukur dengan pipet.
Tetapi bila contoh berupa hablur dan tidak perlu dipanaskan dahulu dilakukan seperti berikut:
Mula-mula dimasukan ke dalam mulut labu ukur gagang corong kaca, dan ganjallah
dengan batang kaca yang bengkok agar udara yang didesak cairan dengan mudah dapat keluar
(dapat juga dengan kertas yang digulung). Kemudian contoh dimasukan dengan hati-hati
kedalam labu, dibilasi dengan air suling (pelarut yang dipakai) sampai 1/4 isi labu tersebut.
Labu digoyangkan (jangan dikocok) sampai semua larut.
Apabila zat yang akan dilarutkan harus dipanaskan, maka zat tersebut jangan
dipanaskan dalam labu ukur, tetapi contoh tersebut harus dilarutkan dahulu dengan air panas
dalam gelas piala dan setelah dingin baru dimasukan ke dalam labu ukur. Labu diisi lagi air
sampai dibawah lehernya, digoyangkan (jangan dikocok) dan ditambah lagi air sampai kira-kira
1 cm dibawah tanda garis, leher labu dikeringkan dengan secarik kertas saring.
Akhirnya dengan mempergunakan pipet tambahkan lagi air setetes demi setetes, hingga
miniskus berimpit dengan garis. Labu ditutup, kemudian dikocok (labu dibalikkan dan
ditegakkan lagi minimal 15 kali).
Gambar 5.2. Pipet Volume Gambar 5.3. Labu ukur
4. Erlemeyer
Erlemeyer dipergunakan sebagai tempat contoh yang akan dititar bagian bawah
erlemeyer lebar, sedangkan bagian atasnya menyempit sehingga bila digoyangkan cairan tidak
akan muncrat keluar.
Ada dua macam erlemeyer :
1. Erlemeyer biasa (polos), yang digunakan sebagai tempat titrat dalam titrasi.
2. Erlemeyer asah (labu Iod), digunakan untuk titrasi Iodometri yang menghasilkan Iod
yang mudah menyublim, atau pada penitaran yang memerlukan pengocokan yang
kuat demi kesempurnaan reaksi.
58| Modul Teknik Dasar Pekerjaan Laboratorium – TA 2019 / 2020