Page 266 - PENILAIAN-STATUS-GIZI
P. 266
Penilaian Status Gizi
Topik 1
Penilaian Status Gizi Secara Biokimia atau Laboratorium
Penilaian biokimia merupakan salah satu metode dalam penilaian status gizi yang
bersifat langsung; Metode lain adalah antropometri, pemeriksaan klinik, survei konsumsi,
faktor ekologi, dan statistik vital. Antropometri digunakan untuk melihat kekurangan status
gizi makro. Pada umumnya yang dinilai dalam penilaian status gizi secara biokimia antara
lain, yaitu: zat besi, vitamin, protein, dan mineral. Contoh sampel berupa serum darah,
urine, rambut (untuk melihat Zn), serta feces. Plasma darah dapat menghasilkan komponen
darah yang didapatkan dari darah yang di-centrifuge menjadi serum yang lebih sensitif
dibanding plasma dan sel-sel darah. Pemeriksaan biokimia digunakan untuk menilai status
gizi sehingga hasilnya memberikan gambaran lebih tepat, objektif, dan hanya dilakukan
orang yang terlatih. Hasil pemeriksaan biokimia tersebut dibandingkan dengan standar
normal yang telah ditetapkan.
Masalah gizi di Indonesia antara lain: KEP, Anemia, KVA, dan GAKI. Oleh karena itu
diperlukan pemeriksaan zat gizi spesifik yang bertujuan untuk menilai status gizi. Masalah
gizi yang akan dinilai secara laboratorium meliputi Kurang Energi Protein (KEP), Anemia Gizi
Besi (AGB), Kurang Vitamin A (KVA), dan Gangguan Akibat Kekurangan Iodium (GAKI).
Pemeriksaan biokimia dilakukan terutama untuk mendekteksi keadaan defisiensi zat
gizi sub-klinikal, artinya sudah mengalami kelainan biokimia namun tanpa tanda-tanda atau
gejala klinis, sehingga sering digunakan untuk menggambarkan tahap awal dari suatu
penyakit atau kondisi, sebelum gejala terdeteksi oleh pemeriksaan klinis atau pemeriksaan
laboratorium.
Dalam penilaian status gizi dengan cara pemeriksaan secara biokimia sering
memerlukan peralatan yang hanya ada di rumah sakit atau puskemas, sehingga sulit
terjangkau oleh penduduk yang tinggal jauh dari sarana kesehatan. Namun kemudian dapat
diupayakan oleh anggota keluarganya atau kerabat untuk mengumpulkan urin dan feces;
atau darah oleh petugas kesehatan yang bertugas di daerah tersebut untuk kemudian
dibawa ke laboratorium untuk dianalisis selanjutnya oleh tenaga analis kesehatan.
Umumnya pemeriksaan biokimia digunakan untuk melengkapi metode lain dalam
penilaian status gizi, misalnya data penilaian konsumsi pangan, klinis dan antropometri telah
terkumpul tetapi dengan adanya data biokimia masalah gizi yang spesifik agar dapat lebih
mudah diidentifikasi.
A. STATUS BESI
Apa itu zat Besi? Zat Besi adalah komponen penting dari molekul hemoglobin,
merupakan pigmen pembawa oksigen yang ada di sel darah merah. Setiap molekul
Hemoglobin berkonjugasi dengan protein yaitu globin dan berikatan dengan 4 molekul
Heme. Status besi dengan melakukan analisis pada Hemoglobin seharusnya tidak digunakan
258