Page 268 - PENILAIAN-STATUS-GIZI
P. 268
Penilaian Status Gizi
yang terikat pada hemosiderin. Pada kasus seseorang yang menderita kekurangan besi
kronik, maka simpanan besi pada sumsum tulang, limpa dan hati akan dipecah lebih dahulu,
setelah jaringan yang kekurangan besi terjadi. Begitu juga sebaliknya, begitu terjadi
kesetimbangan positif pada besi, maka simpanan besi akan bertambah.
Total kehilangan besi sangat sedikit setiap harinya dan dibuang terutama melalui feces
(0,6 mg), sel kulit, keringat (0,2-0,3 mg), dan melalui urin (<1 mg). Pada wanita yang belum
berhenti haid, kehilangan besinya cukup besar (1,3 mg/hari) karena adanya besi yang keluar
melalui haid. Secara umum, wanita akan kehilangan darah dari haid sekitar 30-40 mL per
siklus, atau kitar 0,4-0,5 mg besi setiap hari, walaupun ada wanita yang mengeluarkan besi
lebih dari itu.
Sebagian besar besi dari eritrosit diresiklus untuk pembentukan hemoglobin pada akhir
waktu fungsi hidupnya (kurang lebih 120 hari). Pada saat itu, eritrosit dipecah oleh
makrofag dari etikular endothelial, dan iron dilepaskan kembali dari bentuk ikatan besi
dengan transferrin atau ferritin.
3. Siapa saja yang Rawan Kekurangan Besi?
Kekurangan besi banyak terjadi pada bayi, kanak-kanak, dan ibu hamil. Hal ini
disebabkan oleh asupan besi yang tidak adekuat atau memadai, penyerapan besi yang
rendah dan kehilangan besi yang berlebihan atau kombinasi ketiganya.
Dalam keadaan normal hanya sedikit besi yang dibuang setiap harinya, kecuali pada
wanita haid yang mengeluarkan besi dari haidnya. Pada keadaan tertentu, seseorang bisa
menjadi kekurangan besi pada keadaan anemia, angular stomatitis, glositis, dispagia,
hypoclorhydria dan koilonychias (kuku sendok). Ada juga kelainan perilaku yang disebut pica,
di mana seseorang makan sesuatu yang bukan kelompok pangan seperti kotoran(
geophagia), es (pagophagia) maka kekurangan besi dapat saja terjadi. Ada juga yang berasal
dari manifestasi psikologis seperti kelelahan, anoreksia, gangguan latihan, penampilan kerja,
terlambatnya perkembangan, serta gangguan kognitif. Semua keadaan psikologis ini dapat
menyebabkan asupan besi menjadi berkurang, begitu pula dengan penyerapan besinya.
4. Apa saja sumber zat besi pada pangan?
Hati, ginjal, otot, dan daging merah adalah pangan sumber tinggi besi; sedangkan yang
mengandung besi yang medium adalah ayam, daging olah, ikan, dan kacang-kacangan (non-
heme iron). Susu dan hasil olahnya merupakan sumber yang rendah kandungan besinya.
Sumber daging merah (heme iron) sangat penting untuk dikonsumsi karena diserap dengan
baik oleh tubuh dan dapat membantu penyerapan kelompok pangan non-heme.
Di banyak negara maju, sereal sudah di-fortifikasi atau dikayakan dengan besi,
mendapatkan proporsi besi yang tinggi, diikuti daging, ayam dan ikan, kemudian sayuran,
dan buah-buahan. Pada makanan seperti ini penyerapan besi bisa mencapai 15-18 persen
karena mengandung daging dan vitamin C yang membantu penyerapan zat besi non-heme
dalam tubuh. Di negara berkembang, umumnya kandungan besinya lebih rendah sehingga
penyerapan besinya berkisar 5-10 persen.
260