Page 11 - Agama Protestan ( Ibu Carla )
P. 11
3. Peran keluarga dalam proses sosialisasi
Seorang bayi yang baru lahir ke dunia merupakan makluk hidup kecil yang penuh dengan
kebutuhan fisik dan masih sangat bergantung kepada orangtuanya, ia lahir ke dunia dalam keadaan
tidak mengetahui apa-apa. Seiring dengan perkembangannya, ia akan berbicara, berjalan dan mulai
melakukan aktivitasnya secara mandiri misalnya makan sendiri, mandi sendiri dll. Kemudian ia perlu
banyak belajar tentang segala sesuatu agar kehidupannya menjadi lebih maju misalnya mempelajari
sikap, nilai, norma yang berlaku dalam komunitas dimana dia berada ini yang disebut sosialisasi.
Sosialisasi merupakan proses belajar seseorang dimana orangtua , persekutuan atau masyarakat
meneruskan pengetahuan, kebiasaan maupun nilai-nilai dalam lingkungannya. Di dalam keluarga
proses sosialisasi dilakukan dengan memberikan pengajaran melalui jalan memberi contoh dan
menirukan maupun melalui pemberian model bagi anak. Setiap anak memerlukan kehadiran
orangtuannya sebagai role model atau model percontohan yang melaluinya anak bisa belajar.
4. Peran keluarga dalam proses edukasi
Proses edukasi adalah pendidikan yang diberikan secara sengaja, terencana dan terstruktur agar
tercipta individu yang kritis dalam menyikapi dampak sosialisasi yang ada, termasuk dalam membawa
orang kepada kedewasaan iman. Pengawasan dari orangtua terhadap anak mulai melemah padahal
peran orangtua sangat penting terutama dalam proses pengawasan dan pengendalian tersebut.
Interaksi anatara ayah, ibu dan anak sangat penting karena dalam interaksi tersebut terjadi proses
belajar, pembinaan, bimbingan, pengembangan dan pendidikan. Dalam interaksi anak belajar
mengenal dirinya dan menempatkan diri dalam lingkungan sosial masyarakat yang ada di sekitarnya
kelak. Sebagai pendidik orangtua mempunyai tanggungjawab dan tugas sebagai :
a. Teladan
Menjadi figur yang di contoh anak, peran orangtua sebagai teladan mewajibkan orangtua
bertingkahlaku benar sebab akan dijadikan ukuran bagi perilaku anak kelak.
b. Motivator
Pemberi semangat bagi anak, memberi dukungan, dorongan bagi kemajuan dan perkembangan
Anak.motivasi diberikan dalam bentuk materi, sikap, tindakan.
c. Teman atau sahabat
Menjadi teman berbagi dan sahabat untuk mendengar semua cerita, merasakan sukacita anak
bahkan keluh kesah anak.
d. Inspirator
Menjadi figur yang membangun kesadaran anak agar menjadi pribadi yang lebih baik melalui
perilaku serta kesatuan dalam perkataan dan perbuatan. Jika orangtua melakukan perbuatan baik
dan terpuji anak akan terinspirasi melakukannya untuk kehidupannya sendiri kelak.
e. Konselor
Menjadi pendengar dan pembimbing bagi anak, menjadi penasehat dan pengarah. Orangtua
menyediakan waktu untuk mendengarkan anak berbicara dan mengarahkan sehingga anak dapat
menentukan pilihan dan bertanggungjawab atasnya.
f. Pengawas
Mengingatkan apabila anak mengarah kepada hal-hal yang merugikan atau membahayakan dirinya
, menegur jika anak melakukan kesalahan, memberi sangsi yang telah di tetapkan bersama dan
Memberi pujian atas semua kemajuan, teladan atau prestasi yang anak tunjukkan.
Dalam melaksanakan perannya sebagai pendidik dalam keluarga, orangtua mempunyai pola
didik masing-masing. Ada lima pola didik yang ditemukan dalam keluarga secara umum yaitu :
1. Pola didik memanjakan
Orangtua memberi kasih saying yang berlebihan kepada anak sehingga anak menjadi egois dan
kurang daya juang dan kurang menghormati orangtuanya.
2. Pola didik otoriter
Segala sesuatu ditentukan oleh orangtua, anak tidak di beri kesempatan untuk belajar mengambil
keputusan , anak akan tumbuh menjadi anak yang tidak bertangungjawab dan sangat bergantung
Pada orang lain
3. Pola didik membiarkan
Orangtua membiarkan anak menetukan apapun sesuai keinginannya, anak akan sulit bekerjasama
10