Page 171 - Jalur Rempah.indd
P. 171

REMPAH, JALUR REMPAH DAN DINAMIKA MASYARAKAT NUSANTARA  161



               baik karena alam dan karena taktik harus bisa dibuat suatu  strategi, dengan

               mencoba suatu taktik tempur yang hanya bisa dilakukan lewat pengalaman
               yang  menuntut keberanian dan kebijakan. Pada setiap orang, mereka telah
               menyebutkan sebagai lebih banyak pertimbangan daripada wawasan. Ketika
               petang  tiba,  ia  menyuruh untuk  membuat  sebuah pertahanan  dari  tong-
               tong yang diisi tanah didirikan di aliran sungai dan sepanjang pelataran yang
               berfungsi sebagai  pelabuhan  dan jalan  masuk  kota,  dengan  tujuan  untuk
               mengacaukan  musuh. Dengan demikian orang bisa melakukan  serangan di

               tempat ini, karena bila mereka menunggu, dari sisi lain orang tidak akan takut.
               Untuk  bisa lebih memudahkannya,  dia menempatkan semua orang Melayu
               dengan panglimanya di tempat ini yang selain itu dilengkapi dengan falconet,
               dan juga beberapa orang serdadu  Potugis sebagai pemandu. Terutama
               dia memberitahu mereka bahwa  dia telah  menunjuk  sebuah  tempat  lain
               untuk  menyerang.  Ia  sepakat  dengan mereka yang  juga  akan  memberikan
               tanda, ketika waktunya tiba. Setelah itu ketika malam tiba, ia mengirimkan
               sekelompok orang ke aliran kiri sungai, dalam  jarak  satu  mil dari  gunung
               dan dia memulai mengikuti aliran sungai dengan pemandunya. Jalan itu bisa

               dilewati. Akan tetapi, kesulitannya semakin besar karena ia harus menyusup
               di antara pohon bakau, yang membentuk sejumlah akar dari tengah ke bawah
               yang saat  fajar  menyingsing mempersulit gerakan meskipun lebih banyak
               daripada malam dalam gelap dan selain itu di tanah rawa seperti yang ada
               di mana-mana. Akan  tetapi  dengan berani, orang-orang itu  naik.  Karena
               kecapaian, basah dan penuh lumpur, pasukan Portugis sebelum fajar muncul
               di kaki kubu itu. Mereka yang berjaga masih tidur, sebagian karena kecapaian
               berjaga semalaman, sebagian lagi karena tidak menduga serangan akan terjadi

               di tempat ini. Mereka hampir tidak mendengar kedatangan pasukan Portugis
               sebelum sampai di depan mereka. Suatu teriakan keras dan bunyi terompet
               membangunkan  mereka. Menurut  perintah yang  diberikan, dari berbagai
               sisi suara dikeraskan dan dari tempat kedudukan orang Melayu masih ada
               suara keras yang membuat kacau, karena lebih banyak orang berada di sana.
               Dengan cara ini kekacauan terjadi dan orang-orang tidak tahu  harus pergi
               ke  mana,  diperparah  oleh serangan tak  terduga,  sehingga  perbentengan  di
               jembatan  itu  runtuh  dan  direbut  dan  yang  pertama  menginjakkan  kaki  di
   166   167   168   169   170   171   172   173   174   175   176