Page 168 - Jalur Rempah.indd
P. 168

158     REMPAH, JALUR REMPAH DAN DINAMIKA MASYARAKAT NUSANTARA



              kehilangan waktu dan tenaga karena mereka tampaknya tidak peduli sampai

              kedua orang itu melemparkan sejumlah granat yang tembakannya membuat
              hewan itu tak tidak dapat dikendalikan lagi oleh pengendaranya dan mereka
              justru terinjak-injak membunuh orang-orangnya sendiri.

                 Fajar mulai  menyingsing, tampak  pemandangan  mayat  orang Moor
              yang  bergelimpangan.  Lapangan  itu  tertutup  dengan  banyak  tubuh  yang

              sudah meninggal, dan hampir dua ribu orang tergeletak, suatu tanda betapa
              hebat  pertempuran mereka. Kondisi  gawat  yang  dihadapi orang sepanjang
              malam, meskipun tidak ada korban jiwa dari orang Portugis, namun banyak
              yang  terluka.  Hal  ini menunjukkan  bahwa  apabila musuh meneruskan
              pengepungan, untuk jangka waktu lama orang tidak akan mampu  bertahan
              karena pendudukan  benteng, diperlemah  oleh penyakit  dan kekurangan
              semua hal yang diperlukan,  dan bantuan hanya bisa diperoleh dari Malaka,

              dalam  kondisi  angin musim yang masih  tetap  berhembus selama enam
              bulan. Jadi tanpa didesak dengan cara lain selain oleh kebutuhan ini, mereka
              dikalahkan  karena  terjebak.  Saat  itu  orang mengetahui  bahwa  kapal  yang
              baru masuk adalah kapal Dom Andre. Ia kembali mendarat karena terkena
              hembusan angin berlawanan. Dia baru masuk benteng ketika Ayres Coelho
              kembali  menyerahkan  komando kepadanya.  Mereka  semua  bersama-sama
              memutuskan  untuk  meninggalkan  dan membakar  benteng; meriam  kecil
              yang telah hancur tetap  dikemas, dibawa  serta  sementara orang harus
              meninggalkan muatan yang terlalu berat agar bisa segera bertolak. Tembakan

              mulai  diarahkan  kepada  musuh.  Musuh  segera menyerang untuk  merebut
              beberapa meriam besar. Tembakan diarahkan kepada mereka untuk mencegah
              perampasan itu.  Mereka berhasil  menyita benda-benda yang ditinggalkan di
              benteng. Sebagian barang-barang itu juga masih tergeletak di pantai, Karena
              setiap penarikan diri pasti membawa barang-barang yang dapat diselamatkan.
              Namun,  setiap orang mencoba menyelamatkan diri  terlebih dahulu, tanpa
              memikirkan barang-barang  yang harus  dibawanya.   Mereka meninggalkan

              benteng pulau Bintan menuju ke Malaka. 160


              160  PA. Tiele. “De europeers in den Maleischen Archipel, vijfde geleerte: 1578-1599, dalam BKI, tahun 1880,
                 jilid 28.
   163   164   165   166   167   168   169   170   171   172   173