Page 205 - Jalur Rempah.indd
P. 205

REMPAH, JALUR REMPAH DAN DINAMIKA MASYARAKAT NUSANTARA  195



               itu, beberapa wilayah yang belum diislamkan hingga  1655 yaitu Bali. Bali

               yang  belum  tersentuh islamisasi memperluas kekuasaannya  atas  Lombok
               dan Sumbawa.  Berhubung Bali  selalu  menanamkan  pengaruhnya di  ujung
               timur Jawa, Mataram berulang kali berusaha mengancam dengan menyerang
               pulau ini sepanjang abad XVII, akan tetapi tidak pernah terwujud meskipun
               pengaruh  Bali di ujung  timur terus berlangsung.  Gresik jatuh  pada   1613,
               Akan   tetapi  setelah  penarikan  pasukan  Mataram,  Gresik  bangkit  kembali
               sampai dihancurkan untuk selamanya bersama Surabaya  antara 1623 dan

               1625.  Hanya  desa  perdikan  Giri yang  tetap  dihormati, namun  kemudian
               tetap ditaklukkan juga. Lingkungan sekitar Surabaya dihancurkan, sehingga
               kelaparan dan kematian memaksa kota itu untuk menyerah. Empat puluh ribu
               orang Madura dibawa ke Jawa sebagai tawanan.

                   Perlu ditegaskan  pendudukan  kota-kota  pantai  sangat  penting.

               Penduduknya banyak yang mengungsi ke pantai lain, sehingga perdagangan
               laut  Jawa   dipusatkan  di Jepara untuk  memudahkan pengawasan  dan
               perdagangan ekspor  beras  yang sudah  dijadikan sebagai monopoli negara.
               Pelabuhan-pelabuhan lain menjadi kosong setelah perang itu.

                   Mataram, dengan mengikuti pola ekspansi Jawa Timur, memulihkan

               hubungan baik dengan Jambi, Palembang, Banjarmasin dan (sebagian akibat
               permusuhannya dengan Batavia) Malaka. Mataram juga menjalin hubungan baik
               dengan Aceh untuk melemahkan Surabaya, yang mengharapkan bantuan dari
               Batavia, Makassar dan Johor. Mataram telah melepaskan koloninya di Sukadana
               Borneo Barat Daya. Sukadana pada tahun yang sama lepas dari Jawa secara
               ekonomi, meskipun Mataram masih menganggapnya sebagai kerajaan vassal
               hingga 1661. Giliran Jawa Barat, yakni  Batavia dan Banten, sebagai lumbung beras
               bagi Jawa Timur,  mulai dibangun sawah-sawah yang luas di daerah Krawang
               untuk memberikan makanan bagi pasukan pengepung. Meskipun Mataram

               berhasil meluaskan pengaruhnya hingga ke Priangan, mereka terbentur oleh
               Batavia.  Susuhunan kekurangan armada laut untuk memotong komunikasi
               lewat laut dan orang Jawa, meskipun dikenal sebagai penemu meriam sebelum
               kedatangan orang Portugis, tidak cukup cakap menggunakan senjata api. Dalam
               pasukan itu, terdapat  60 ribu orang yang mengepung Batavia, namun hanya ada
   200   201   202   203   204   205   206   207   208   209   210