Page 229 - Jalur Rempah.indd
P. 229

REMPAH, JALUR REMPAH DAN DINAMIKA MASYARAKAT NUSANTARA  219



               karena badai, yang mengakibatkan Belanda kehilangan 17 orang awak.


                   Matelief memulai kembali perjalanannya. Ia pada 1607 berhasil merebut
               Ternate dan Tidore  di Maluku,  meskipun  Laksamana  Muda  Sebastiaansz
               memukul orang Portugis dua tahun sebelumnya dari benteng lama Portugis.
               Salah  satu  jawaban  yang  pasti  sering  diberikan kepada Belanda,  dan yang
               mereka rujuk  sebagai  penghinaan  dari bangsa  Portugis yang  arogan,

               menyangkut  permohonan  mereka untuk  meminta air dan perbekalan
               yang  selalu  ditolak.  Dengan cara yang  sama,  permohonan Belanda  untuk
               mengembalikan tawanan mereka dari Malaka juga ditolak.

                   Laporan dari para pelaut Belanda juga meresahkan, karena mereka selalu
               menyatakan siapakah musuh-musuh mereka itu,  orang Portugis atau Spanyol.

               Misalnya  di Malaka,  mereka  selalu  mengatakan  bahwa  musuhnya  adalah
               orang Portugis sementara di Ternate mereka menyebut bahwa yang menjadi
               musuhnya adalah orang Spanyol.  Hal ini perlu diketahui dengan jelas karena
               cara melakukan penyerangan atas kedua kapal itu berbeda. Namun demikian,
               mereka mengeluh apakah lawan mereka berasal dari Manila atau Goa, karena
               awak armada dari Goa selalu memiliki keuntungan terbebas dari rasa lelah
               akibat  perjalanan yang mereka mulai  dari  Eropa. Orang Belanda  harus

               melakukan  perjalanan  langsung  dari  Eropa tanpa  memperoleh   dukungan
               dari pusat-pusat perdagangan. Oleh karena itu, dorongan untuk membangun
               kantor pusat Kompeni di wilayah Timur harus diupayakan.
   224   225   226   227   228   229   230   231   232   233   234