Page 228 - Jalur Rempah.indd
P. 228
218 REMPAH, JALUR REMPAH DAN DINAMIKA MASYARAKAT NUSANTARA
India secara diam-diam. Linschoten, orang Belanda lainnya, menaiki sebuah
nay Portugis pada 1583, berlayar ke India. Ia tinggal di sana sampai tahun
1591. Ketika kembali ke Belanda, dia menerbitkan laporan perjalanannya
dengan perincian tentang tempat-tempat yang dikunjunginya, menggunakan
tehnik cetak yang baru saja ditemukan dengan versi bahasa Latin, Inggris,
Perancis dan Jerman. Jadi Timur menjadi semakin dikenal dan lebih dipahami.
Sementara itu armada kapal Belanda berlayar dari Flanders untuk mencari
pusat-pusat rempah yang menarik. Armada pertama, hampir pasti mengikuti
jalur Portugis. Armada kelima dari Kompeni van Verre, di bawah pimpinan
Jacob van Neck, meninggalkan Belanda pada 1600. Setelah beberapa insiden,
dua kapal muncul di Macau. Untuk pertama kalinya seorang laksamana
Belanda membuat kontak dengan pantai Cina. Prestasi ini menunjukkan
kemajuan lautan Belanda yang pesat.
Laksamana van Neck menghadapi perlawanan dari para pedagang Portugis,
Cina dan Jepang di kawasan yang ia masuki. Ia berlayar kembali dan membuat
perayaan perjanjian denga Ratu Patani dan ikut andil dalam perdagangan
lada. Setelah mendirikan sebuah pusat dagang dan meninggalkan para wakil
negerinya, kapal-kapal ini berlayar menuju Belanda dengan dimuati muatan
berharga. Kedatangan mereka menandai usaha Belanda yang berhasil dan
meningkatkan ambisi para pedagang.
Pada tahun 1618, Jan Pieterszoon Coen menaklukkan Jacatra dan
mendirikan markas besar Kompeni di Batavia. Dengan berdirinya markas
kompeni di Ia memanfaatkan kesempatan untuk membuat persekutuan
niaga dengan kerajaan lokal, juga dengan Semenanjung Melayu. Persekutuan
ini kemudian mendapatkan dukungan militer dan armada laut, jika mereka
berperang melawan orang Portugis.
Sebagai akibat dari persatuan itu, serangan terhadap orang Portugis
semakin intensif – hasil yang paling nyata adalah penaklukkan gabungan atas
Malaka pada 1641. Armada van Neck yang menderita kekalahan di depan
benteng Portugis di Tidore, melakukan usaha pertama pada 1601, gagal