Page 77 - Jalur Rempah.indd
P. 77
REMPAH, JALUR REMPAH DAN DINAMIKA MASYARAKAT NUSANTARA 67
Srilangka untuk pasar di kawasan Mediterania semenjak memasuki abad
pertama masehi. Untuk bisa mendapatkan sejumlah besar rempah, para
pedagang India membawa komoditi tekstil yang dapat diproduksi di India
dalam jumlah besar dengan harga yang relatif murah. Dengan demikian tekstil
India menjadi semacam alat tukar untuk mendapatkan komoditi rempah. 79
Ekspansi para pedagang India ke Nusantara tidak hanya menyebabkan
berkembangnya perniagaan internasional antara Nusantara dengan berbagai
kawasan di dunia, namun juga telah memprekondisikan perkembangan
pelayaran dan perdagangan antar pulau dan antar wilayah di Nusantara dan
Asia secara umum. Hal ini terkait dengan kenyataan bahwa tekstil India bukan
satu-satunya ‘alat tukar’ untuk mendapatkan rempah. Dalam hal ini, beras
juga menjadi alat tukar yang sangat efektif. Dengan demikian pelayaran dan
perdagangan di Nusantara menjadi terpola.
Sementara itu hubungan dagang antara Nusantara dan Cina baru dimulai
ketika hubungan dagang antara Nusantara dan India telah terpolakan.
Perhatian Cina terhadap aktivitas perdagangan penduduk Nusantara
seiring dengan periode perluasan kekaisaran Cina ke selatan meskipun hal
80
ini berjalan secara lamban. Seperti di ketahui bahwa tradisi Cina untuk
mengembangkan aktivitas perdagangan dengan kawasan yang terletak di
sebelah baratnya (Asia Tengah, Asia Barat, dan Eropa) lewat jalan darat lebih
dahulu berkembang. Pada awal abad masehi, sebagian dari perdagangan itu
sudah melalui jalan perdagangan maritim antara India dan Asia Tenggara
yang sudah terlebih dahulu berkembang meskipun selanjutnya dari Asia
Tenggara ke Cina perdagangan dilakukan lewat darat ke Cina melalui
Funan. Masih diperlukan waktu yang lama bagi Cina untuk bisa mengambil
bagian secara aktif dalam perdagangan maritim di Asia Tenggara. Bahkan
perhatian Cina sendiri terhadap perdagangan maritim Asia Tenggara sangat
kurang. Mereka berurusan dengan Asia Tenggara (khususnya Funan) sejauh
79 Fungsi kain India sebagai alat tukar diteruskan dan bahkan diperkuat pada masa VOC. Dalam hal ini VOC
memonopoli barang-barang impor yang sangat menguntungkan untuk mendapatkan rempah, yaitu kain dari
India. Lihat Hendrik E. Niemeijer, ‘The World of Juragan and Nahkoda in the Java Sea Region 1684 – 1726’,
disampaikan pada Kuliah Umum ‘Menguak Akar Budaya Bahari Nusantara’ (Fakultas Ilmu Budaya Undip,
22 September 2015).
80 J.H. Bentley, Old World Encounters: Cross-Cultural Contacts and Exchanges in Pre-Modern Times (New
York, Oxford: Oxford University Press, 1993), hlm. 84-85.