Page 14 - Stasiun Tawang
P. 14
Asal Usul Dibangunnya Stasiun Tawang
A. Sebelum Dibangunnya Stasiun Tawang
Stasiun Tawang merupakan salah satu ikon yang ada di Jawa Tengah
khususnya Kota Semarang yang masuk dalam sejarah. Kota Semarang bisa disebut
sebagai Kota Kereta Api Penting karena Kota Semarang sebagai tempat kelahiran
kereta api di Indonesia. Stasiun Tawang ini memang hampir melayani seluruh kelas
kereta api,contohnya seperti kelas bisnis, eksekutif, campuran, dan juga ekonomi.
Nama "Tawang" diambil dari nama kampung di dekat Stasiun Tawang
ini,yaitu Kampung Tawangsari. Pada awalnya, Stasiun Tawang ini digunakan untuk
melancarkan hasil panen perkebunan di wilayah Vorstenlanden (jalur Yogyakarta
sampai Surakarta) dan juga untuk mengangkut penumpang.
Stasiun Tawang pada saat itu merupakan stasiun Nederlandsch - Indische
Spoorweg (NIS) yang dalam artian Bahasa Indonesia yaitu Maskapai Kereta Api
Hindia Belanda. Kantor pusat NIS yang ada di Semarang sekarang menjadi Lawang
Sewu. Yang pada akhirnya, tahun 2009 gedung ini direnovasi. Di Belanda NIS
memiliki kantor di Den Haag yang saat ini menjadi kedutaan besar Afrika Selatan.
Perusahaan ini didirikan pada tanggal 27 Agustus 1863. Sebelumnya pada tanggal
28 Agustus 1862, pemerintah Hindia Belanda memberikan konsesi kepada W.
Poolman, Alex Frazer, dan E. H. Kol yang juga pendiri perusahaan tersebut untuk
membangun jalur kereta api dari Semarang ke Yogyakarta.
Konsesi yang diberikan kepada NISM dengan beberapa persyaratan yaitu
pembangunan jaringan kereta api harus disesuaikan dengan pengarahan dari Menteri
Urusan Jajahan, Fransen van de Putte yang menginginkan agar jalur rel
Semarang-Surakarta-Yogyakarta dibangun di daerah dataran rendah untuk
penghematan biaya. Persyaratan lain adalah lebar kereta api supaya disesuaikan
dengan standar Eropa yakni 1.435 mm. Pembangunan jalur itu berdasarkan
Gouvernement Besluit No.9 tahun 1893 tanggal 20 April 1893 untuk pengajuan
konsesi selama 50 tahun.
Tanggal 17 Juni 1864 Gubernur Jenderal Hindia Belanda saat itu, Mr. L.A.J.
Baron Sloet van den Beele secara resmi melakukan pencangkulan tanah sebagai