Page 1040 - MODUL FLIPBOOK PKn X-XII LENGKAP
P. 1040
Modul Ajar Kurikulum Merdeka
keunikan dan keanekaragaman bangsa yang dipahami sebagai kekayaan budaya.
Kadang, terjadi banyak hal lumrah bagi suatu masyarakat yang ternyata belum
tentu sama bagi masyarakat lainnya.
Khusus untuk pelanggaran dan pengingkaran kewajiban yang bertentangan
dengan konstitusi sudah pasti akan berhadapan dengan konsekuensi hukum, tidak
mungkin dijadikan hal biasa saja. Berikut peristiwa yang dapat diambil contoh
dalam pelanggaran hak.
• Kasus Pelanggaran HAM yang Mendapat Perhatian Besar dari
Pemerintah, Masyarakat Indonesia, dan Negara Luar
• Pembunuhan massal pada tahun 1965. Di tahun 2012, Komnas HAM
mendapati kasus pelanggaran HAM yang sangat berat dalam peristiwa
Gerakan 30 September 1965. Pada kasus ini, ditemukan pembunuhan,
penganiayaan, bahkan perbudakan. Komnas HAM menemukan sebagian
besar korban merupakan masyarakat umum.
• Peristiwa Talangsari Lampung pada tahun 1989. Peristiwa ini terjadi pada
tanggal 7 Februari 1989. Peristiwa ini terjadi karena penerapan asas
tunggal Pancasila di masa Orde Baru yang pada saat itu, polisi, militer,
dan pemerintah menyerbu masyarakat sipil di daerah Talangsari, Desa
Rajabasa Lama, Way Jepara, Lampung Timur. Peristiwa ini merenggut
130 nyawa, 53 orang yang HAM-nya dirampas secara semena-mena, 77
orang diusir dari daerah tersebut, dan 46 orang disiksa.
• Penghilangan orang secara paksa pada tahun 1997–1998. Peristiwa ini
terjadi pada masa pilpres periode 1998 sampai 2003.
• Peristiwa Rumah Geudong Aceh pada tahun 1998 merupakan peristiwa
penyiksaan kepada masyarakat Aceh yang dilakukan oleh militer pada
tahun 1989–1998. Peristiwa ini dilakukan pada saat Aceh masih di dalam
status daerah operasi militer pada tahun 1989–1998.
• Kerusuhan Mei tahun 1998 terjadi pada tanggal 13 Mei 1998 sampai 15
Mei 1998. Kerusuhan ini terjadi di Jakarta serta di kota lainnya akibat
krisis moneter. Peristiwa tersebut merupakan peristiwa kerusuhan yang
berhubungan dengan isu SARA, penjarahan besar-besaran bahkan juga
terdapat korban perempuan di kerusuhan ini.
Peristiwa Trisakti ini terjadi pada bulan Mei tahun 1998 menjelang
lengsernya Presiden Soeharto. Saat itu, terjadi penembakan kepada warga
sipil terutama mahasiswa. Peristiwa tersebut merenggut nyawa empat
mahasiswa. Setelah kasus Trisakti, pada bulan November 1998, terjadi
penembakan kepada mahasiswa yang sedang berdemo untuk protes
Sidang Istimewa DPR dan MPR serta penolakan dwifungsi ABRI di
kawasan Semanggi.
Tragedi tersebut dikenal sebagai Tragedi Semanggi I. Tragedi Semanggi I
ini merenggut nyawa 17 orang dari berbagai kalangan.
Tanggal 24 September 1999, rencana pemberlakuan undang-undang
penanggulangan keadaan bahaya kembali menimbulkan demonstrasi dari
mahasiswa karena bersifat otoriter. Penembakankembali dilontarkan ke
mahasiswa yang sedang melakukan demontrasi dan dikenang sebagai
Pendidikan Pancasila Fase F Kelas XII

