Page 39 - D:\Kantor ku\5. Stunting\Stunti
P. 39

dimodifikasi.  Balita laki-laki memiliki risiko lebih tinggi untuk
                                mengalami stunting dibandingkan dengan balita perempuan.
                                Sementara balita usia >24 bulan mempunyai risiko lebih besar
                                untuk menderita stunting  bila dibandingkan dengan usia yang
                                lebih muda, namun gangguan pertumbuhan terjadi mungkin
                                pada usia 0-24 bulan atau bahkan sebelumnya (Adair et al.,
                                2013, Ramli et al., 2009). Menurut Sudiman, 2008 kejadian
                                stunting meningkat pada usia 2-3 tahun, karena pertumbuhan
                                mencapai puncaknya pada usia tersebut dan seringkali asupan
                                gizi yang baik tidak terpenuhi.
                                     Penelitian  di  10  negara  bagian  Sub-Saharan Africa
                                menunjukkan perbedaan bermakna nilai  z-skor antara anak
                                laki-laki dan perempuan, prevalensi stunting anak laki-laki
                                lebih besar  4% dibandingkan dengan anak perempuan dan
                                risiko stunting  laki-laki  lebih  besar daripada  perempuan
                                (Wamani  et  al.,  2007).    Rata-rata nilai  z-skor  berdasarkan
                                panjang  badan  menurut  umur  (PB/U) anak  laki-laki pada
                                usia 12 bulan mengalami penurunan sebesar  0,13 SD, berbeda
                                dengan anak perempuan yang tidak mengalami perubahan
                                (Grjibovski, 2004). Balita laki-laki cenderung stunting pada
                                tahun  pertama,  sedangkan perempuan pada tahun kedua
                                (Adair & Guilkey, 1997).

                                2.Konsumsi dan suplementasi zat gizi mikro
                                     Menurut Gibson, 2005 stunting disebabkan oleh asupan
                                zat gizi yang tidak adekuat, kualitas makanan yang rendah,
                                infeksi, atau kombinasi dari faktor-faktor tersebut yang terjadi
                                dalam jangka waktu yang relatif lama bahkan sejak dalam
                                kandungan.    Padahal  janin  pada  awal kehidupan  sangat
                                membutuhkan  zat  gizi    untuk  mensupport    optimalisasi
                                pertumbuhan dan perkembangan (Hockenberry dan Wilson,
                                2011) termasuk perkembangan otak dan kognitif (Rosales dan
                                Zeiselm, 2008), pertumbuhan tulang dan otot  (Specker, 2004),




                                34    STUNTING
   34   35   36   37   38   39   40   41   42   43   44