Page 52 - Sejarah-Materi Kelas X XI XII yusufstudi.com
P. 52
a. Faktor eksternal, waktu itu umumnya bangsa-bangsa di Asia menghadapi
imperialisme Barat menimbulkan bangkitnya nasionalisme Asia. Selain itu
kemenangan Jepang terhadap Rusia tahun 1905 membuktikan Bangsa Timur
dapat mengalahkan Bangsa Barat. Disamping itu, adanya gerakan Turki Muda
yang mencari perbaikan nasib.
b. Faktor internal, adanya rasa tidak puas, penderitaan, rasa kesedihan dan
kesengsaraan yang dialami bangsa Indonesia. Perasaan tersebut sudah
diungkapkan dengan perlawan melawan Belanda, namun karena masih
bersifat kedaerahan perlawanan tersebut selalu berbuah gagal. Kemudian
mereka sadar, Indonesia harus bersatu melawan dengan nasionalisme.
Dilihat dari segi perjuangan organisasi pada masa pergerakan nasional
Indonesia memiliki 2 strategi, yaitu radikal dan moderat. Perjuangan bersifat radikal
adalah perjuangan yang amat keras menuntut perjuangan dengan cara
nonkoorperasi (tidak bekerja sama) terhadap kolonial. Sedangkan bersifat adalah
perjuangan yang menghindari tindakan kekerasan atau perilaku ekstrem dengan
penerapan taktik koorperasi dengan penguasa kolonial.
Bentuk dan strategi organisasi pergerakan nasional memiliki perbedaan
meski memiliki satu tujuan yang sama yaitu mencapai kemerdekaan. Bentuknya
ada yang berupa organisasi sosial, politik, kebudayaan, gerakan pemuda, gerakan
wanita, gerakan buruh maupun keagamaan. Sedangkan strateginya secara umum
yaitu :
i. Menggunakan organisasi sebagai alat perjuangannya
ii. Sudah bersifat nasional, tidak kedaerahan
iii. Tidak menggunakan kekerasan senjata
iv. Dipimpin tokoh-tokoh agama, kaum terpelajar, tokoh-tokoh pemuda, dan
tokoh-tokoh masyarakat
v. Asas perjuangannya ada yang bersifat kooperatif (tetapi bukan prinsip) dan
non-kooperatif
Dengan taktik dan strategi baru yang bersifat nasionalis, muncullah organisasi
berkonsep nasionalisme. Inilah yang menandai perubahan pergerakan dari fisik
kedaerahan menjadi pergerakan nasional yang modern.
A. Organisasi awal pergerakan
1. Budi Utomo
Budi Utomo (BU) merupakan pergerakan nasional yang didirikan tanggal 20 Mei
1908, di Jakarta oleh dr. Wahidin Sudirohusodo. Bertujuan menggalang dana untuk
membantu anak-anak bumiputra yang kekurangan. Namun ide itu kurang mendapat
dukungan dari Kaum Tua. Ide dr. Wahidin itu kemudian diterima dan kembangkan
oleh Sutomo, mahasiswa School tot Opleiding voor Inlandsche Arsten (STOVIA).
Yang kemudian dipilih sebagai ketua. Sebagian besar pendiri BU adalah pelajar
STOVIA, seperti Sutomo, Gunawan Mangunkusumo, Cipto Mangunkusumo, dan RT
Ario Tirtokusumo. Pada 29 Agustus 1908, dr. Wahidin Sudirohusodo mendirikan BU
di Yogyakarta. Para tokoh pendiri BU berpendapat bahwa untuk mendapatkan
kemajuan, maka pendidikan dan pengajaran harus menjadi perhatian utama.