Page 54 - Sejarah-Materi Kelas X XI XII yusufstudi.com
P. 54
mengorganisasikan 50 cabang kantor SI daerah.
SI berubah menjadi organisasi politik dan mengirimkan wakilnya dalam Volksraad.
Dalam November Beloofte, Gubernur Jenderal Belanda mengatakan bahwa suatu
saat Volksraad akan menjadi tempat menampung suara rakyat. Namun demikian,
Volksraad tetap menjadi alat kolonial sehingga Agus Salim dan Cokroaminoto
merubah sifat organisasi mereka menjadi nonkooperatif.
Dalam kongres SI (1914), Cokroaminoto dipilih menjadi ketua. Masalah internal pun
muncul dan kewibawaan CSI berkurang. Karena itu perpecahan harus dihindari.
Pada kongres tahunan, Cokroaminoto mengatakan bahwa Indonesia memerlukan
pemerintahan sendiri. Dengan kata lain, yaitu menyatukan beberapa etnis menjadi
bangsa Indonesia. Cokroaminoto dikenal sebagai orator yang cerdas, menimbulkan
seorang pemuda meniru caranya berpidato. Ialah Soekarno.
Kongres tetap berjalan dan memutuskan bahwa azas perjuangan SI adalah
pemerintahan berdiri sendiri dan melawan pemerintah kolonial. Rakyat memberikan
simpati dan keanggotaan SI pun semakin banyak. Namun, sebagai organisasi yang
besar SI telah disusupi orang-orang yang menjadi anggota Indische Sociaal
Democratische Vereninging (ISDV), seperti Semaun dan Darsono. Yang memberikan
pengaruh sosial-komunis.
Pada kongres kelima, SI mengalami perpecahan menjadi SI merah yang beraliran
ekonomi dogmatis (komunis) dipimpin Semaun dan SI putih beraliran nasional
keagamaan dipimpin oleh Cokroaminoto. Namun karena dalam partai tidak boleh
rangkap, maka Semaun dikeluarkan dari SI. Dengan demikian, pengaruh PKI dalam
SI telah teratasi.
Dalam kongres di Madiun, CSI berubah nama menjadi Partai Sarekat Islam.
Sedangkan yang mendapat pengaruh PKI bernaung dalam Sarekat Rakyat bentukan
PKI. PSI nonkooperatid, namun anggotanya diperbolehkan duduk dalam Dewan
Rakyat atas nama pribadi. Kongres tahun 1927 menyatakan azas PSI adalah
mencapai kemerdekaan nasional berdasarkan agama Islam. PSI bergabung dalam
Permufakatan Perhimpunan-Perhimpunan Politik Kebangsaan Indonesia sehingga
nama PSI menjadi PSII dengan bertmbah kata Indonesia.
Banyaknya anggota PSII menimbulkan perpecahan, hingga mengalami kemunduran.
Peranannya sebagai partai Islam dilanjutkan oleh Partai Islam Indonesia di bawah
Dr. Sukiman.
3. Indische Partij
Organisasi ini berdiri karena orang Indo-Belanda dianggap lebih rendah meski
mereka termasuk dalam bangsa kelas I. E.F.E Douwes Dekker berkeinginan
melanjutkan Indische Bond yang sebelumnya telah dibuat. Keinginan itu semakin
kuat saat ia bertemu dengan dr. Cipto Mangunkusumo dan Ki Hajar Dewantara (Tiga
Serangkai). Sebagai seorang koresponden surat kabar de Locomotief di Semarang,
kemudian harian Soerabajasch Handelsblad, Bataviaasch Nieuwsblad, dan akhirnya
di majalah Het Tijdschrift dan surat kabar De Expres, Douwes Dekker dengan
mudah dapat mengutarakan gagasannya. Douwes Dekker berpendapat bahwa
tujuan akhir organisasi adalah kemerdekaan. Ia juga melakukan propaganda ke
seluruh Jawa dai 15 September-3 Oktober 1912 dengan menemui pemimpin elit BU
untuk membangkitkan semangat golongan bumiputera untuk melawan penjajah.
Kunjungan itu menghasilkan tanggapan positif hingga anggota IP pun bertambah
terus hingga menjadikan IP sebagai partai yang berbahaya. Akibatnya para
pemimpin IP ditangkap dan dibuang. Douwes Dekker ke Timor, Kupang;
C.mangunkusumo ke Bkuma; Suwardi Suryaningrat ke Bangka. Kemudian mereka