Page 58 - Sejarah-Materi Kelas X XI XII yusufstudi.com
P. 58

memberi contoh atau teladan,
               di tengah harus bisa menjalin
               kerjasama, dan di belakang harus
               memberi motivasi atau dorongan
               kepada para siswanya.” Azas ini
               masih relevan dan penting dalam
               dunia pendidikan.
               Taman Siswa mendobrak sistem
               pendidikan Barat dan pondok
               pesantren, dengan mengajukan
               sistem pendidikan nasional.
               Pendidikan nasional yang ditawarkan
               adalah pendidikan bercirikan
               kebudayaan asli Indonesia. Taman Siswa mengalami banyak kendala dari pihak-
               pihak yang tidak
               mendukung. Pemerintah Kolonial Hindia Belanda mengeluarkan berbagai
               aturan untuk membatasi pergerakan Taman Siswa, seperti dikenai pajak
               rumah tangga dan Undang-Undang Ordonansi Sekolah Liar Tahun 1932 yakni
               larangan mengajar bagi guru-guru yang terlibat partai politik. Taman siswa
               mampu memberikan kontribusi yang luar biasa bagi masyarakat luas dengan
               pendidikan, Taman Siswa mampu menyediakan pendidikan untuk rakyat
               yang tidak mampu disediakan oleh pemerintah kolonial. Saat ini sekolah
               Taman Siswa masih berdiri dan tetap berperan bagi kemajuan pendidikan di
               Indonesia.
               8. Organisasi Buruh
               Perkumpulan Adhi Dharma yang didirikan oleh Suryopranoto (kakak Ki Hajar
               Dewantara) pada tahun 1915 berperan sebagai organisasi yang membela
               kepentingan kaum buruh, termasuk membantu para buruh yang dipecat
               untuk memperoleh pekerjaan baru dan membantu keuangan mereka selama
               mencari pekerjaan.
               Pada bulan Agustus 1918, Suryopranoto membentuk gerakan kaum buruh
               bernama Prawiro Pandojo ing Joedo atau Arbeidsleger (tentara buruh)
               yang merupakan cabang dari Adhi Dharma. Organisasi ini didirikan sebagai
               dampak dari terjadinya aksi perlawanan kaum buruh pabrik gula di Padokan
               (sekarang pabrik gula Madukismo), Bantul, Yogyakarta.
               Bulan November 1918, Suryopranoto mendeklarasikan berdirinya Personeel
               Fabriek Bond (PFB) yang beranggotakan buruh tetap, Perkumpulan Tani dan
               koperasi yang kemudian lazim disebut sebagai Sarekat Tani dengan anggota
               kuli kenceng atau pemilik tanah yang disewa pabrik, serta Perserikatan
               Kaoem Boeroeh Oemoem (PKBO) yang beranggotakan buruh musiman. PFB
               didirikan untuk membela kepentingan kaum buruh yang terus mengalami
               penindasan. Bersama PFB, Suryopranoto memimpin banyak aksi mogok kerja
               untuk menuntut peningkatan kesejahteraan bagi kaum buruh. Pada tahun
               1918 Adi Dharma menjadi bagian dari Sarekat Islam (SI), maka Personeel
               Fabriek Bond (PFB) yang terbentuk dalam tahun tersebut otomatis berada di
               bawah perlindungan Central Sarekat Islam (CSI). Sepulang dari pembuangan
               penjara Sukamiskin, Suryopranoto dan Adhi
               Dharma turut berkiprah sebagai pengajar di Taman Siswa, lembaga
               pendidikan untuk kaum bumiputera yang didirikan oleh sang adik, Suwardi
               Suryaningrat, yang saat itu telah berganti nama menjadi Ki Hajar Dewantara.
   53   54   55   56   57   58   59   60   61   62   63