Page 60 - Sejarah-Materi Kelas X XI XII yusufstudi.com
P. 60
Portugis mulai mengusik kekuasaan Kerajaan Aceh Darussalam
saat berada di Malaka. Portugis berusaha menguasai Kerajaan Aceh
Darussalam yang menjadi pusat perdagangan baru setelah jatuhnya
Malaka. Pada tahun 1513, Aceh bersama Demak melancarkan
serangan ke Malaka, tapi gagal. Portugis pun sama juga gagal
melancarkan serangan ke Aceh. Aceh meminta bantuan persenjataan,
militer, dan ahli perang dari Turki. Dan bantuan dipenuhi oleh Turki
pada tahun 1567. Setelah bantuan dari Turki datang, pada tahun 1568
Aceh bersama Turki menyerang Portugis di Malaka. Portugis terpaksa
bertahan mati-matian dalam menghadapi serangan tersebut di
Benteng A Famassa. Namun, Portugis dapat menggagalkan serangan
dari Aceh.
c. Perlawanan Rakyat Ternate terhadap Portugis
2. Perlawanan terhadap VOC-Hindia Belanda
a. Perlawanan terhadap VOC
b. Perlawanan terhadap Pemerintahan Hindia Belanda
3. Perlawanan terhadap Inggris
a. Perlawanan Kraton Yogyakarta terhadap Penjajahan Bangsa Inggris
Pada saat Inggris berkuasa menggantikan Belanda di Jawa, yang
mengisi kekuasaan di pusat adalah Raffles, sedangkan Karesidenan
Yogyakarta adalah John Crawfurd. Saat itu, Karesidenan Yogyakarta
dipimpin oleh Sultan Hamengkubuwana II atau Sultan Sepuh. Sultan
HB II terkenal keras dan sangat menentang pemerintah kolonial
sehingga membuat orang Eropa (Inggris) terganggu. Sikap kerasnya
tersebut terlihat ketika Raffles untu pertama kali datang ke Yogyakarta
pada bulan Desember 1811. Saat itu, Sultan HB II berani bertengkar
dengan Raffles. Selanjutnya, juga terjadi pada awal Januari 1812.
Dalam pertemuan ini ada insiden kecil yang terjadi ketika tempat
duduk Raffles di Keraton Yogyakarta dibuat lebih rendah dari Sultan HB
II. Insiden ini pun berhasil diatasi.
Sultan HB II tidak puas dengan hasil pertemuannya dengan
Raffles. Sultan HB II semakin kecewa dengan pemerintah Inggris.
Secara diam-diam, Sunan Pakubuwana IV (Sultan PB IV) mengutus
Tumenggung Ronowijoyo untuk menghadap Sultan HB II dengan
membawa surat. Dalam surat itu, Sunan PB IV mengusulkan kerja
sama untuk melawan Inggris dan bila berhasil akan membagi 2 wilayah
yang telah dirampas oleh orang Eropa. Sultan HB II menyetujui hal itu
dan mengirimkan Tumenggung Sumodiningrat. Kesepakatan tercapai
pada awal Mei 1812 di Klaten antara Ronowijoyo dan Sumodiningrat.
Tanpa sepengetahuan Sultan HB II, Sunan PB IV mengutus Patih
Cokronegoro untuk menemui putra mahkota Yogyakarta. Cokronegoro
menyampaikan bahwa Sunan PB IV menghendaki putra mahkota