Page 146 - Perempuan Dalam Gerakan Kebangsaan
P. 146

Perempuan dalam Gerakan Kebangsaan
                                       Perempuan  dalam  Gerakan Kebangsaan
               angkatnya, sedang berumur 8 tahun), dan Riwu (pembantunya dari
               Flores, sedang berumur 23 tahun) akan diungsikan ke Australia.

                   Sesampai di Padang, rencana penyembunyian Sukarno dari
               Jepang itu gagal total. Kapal yang hendak digunakan untuk mengirim
               Sukarno dan keluarganya ke Australia sudah terlanjur dibombardir
               tentara-tentara Jepang di dekat pulau Enggano, sebelah barat
               Bengkulu. Adapun upaya untuk mengalihkan penyembunyian
               melalui jalur udara tidak bisa terlaksana akibat tidak adanya pesawat
               lagi yang bisa digunakan untuk terbang ke Australia.

                   Dari sinilah babak baru kawasan Nusantara mulai terancam
               dalam cengkraman Jepang secara serius. Adapun keberadaan
               Sukarno yang sudah diketahui oleh pihak Jepang itu akhirnya
               didatangkan Kolonel Fujiyama di Bukittinggi. Dari pertemuan itulah
               yang kelak menjadikan sebagian gerakan nasional berkolaborasi
               dengan Jepang, termasuk gerakan perempuan. Adapun puncak awal
               dari itu semua terjadi pada hari Selasa, tanggal 10 Maret 1942. Yaitu,
               setelah Belanda tak lagi berkuasa atas Indonesia secara de facto,
               sebab penjajahan atas Indonesia telah beralih pada Jepang (Hendri
               F. Isnaeni, 2008:39).


                   embubaran dan Pembentukan Pembentukan Pererkumpulan Pkumpulan Pererempuanempuan
                   embubaran dan Pembentukan Perkumpulan Perempuan
               A. A. A. A. A. PP PP Pembubaran dan Pembubaran dan Pembentukan Pembentukan Pererkumpulan Pkumpulan Pererempuanempuan
                   embubaran dan P
                   Resminya pemerintahan Jepang atas Indonesia itu bukan hanya
               bencana bagi pemerintahan Hindia-Belanda, namun juga seluruh
               perkumpulan atau organisasi yang ada di dalam pengawasannya.

                   Jika pemerintahan Hindia-Belanda bubar sejak tanggal 9 Maret
               1942, tidak demikian dengan berbagai perkumpulan dan organisasi
               politik di Indonesia. Baru pada tanggal 20 Maret 1942 itulah semua
               bentuk organisasi politik dan perkumpulan yang ada di Indonesia
               diharuskan pemerintah untuk bubar. Tak terkecuali dengan
               Perikatan Perkoempoelan Istri Indonesia (PPII) yang secara historis
               baru terbentuk sejak diumumkannya hasil Congres Perempoean


                                             114
                                            114
   141   142   143   144   145   146   147   148   149   150   151