Page 151 - Perempuan Dalam Gerakan Kebangsaan
P. 151
Dra. Triana Wulandari, M.SI., dkk. (eds.)
kaderisasi itu, pada awalnya diurusi oleh Nn. Siti Dalima yang dalam
peresmiannya dibantu oleh Nn. Nursyamsu sebagai wakilnya. Di
antara staf-staf dan pembantu-pembantunya terdapat: Nn. Setiati,
Nn. Partinah, Nn. Malidar (Ny. Hadiyowuno). Adapun anggota
pengurusnya termasuk Nn. Paramita (Yo) Abdurachman.
Anggota Barisan Putri ini terdiri dari pemudi-pemudi yang
diutus dari berbagai kecamatan di daerah Jakarta. Mereka
diasramakan (disebuah rumah dekat gedung bioskop Megaria) untuk
menyerap pendidikan militer dari Daan Mogot, pendidikan atau
latihan Palang Merah (PPPK), dan pelatihan ragam ketram-pilan. Di
antara pendidikan ketrampilan itu adalah ketrampilan memasak atau
mengolah makanan di dapur umum, jahit-menjahit, memintal dan
menenun benang, menyanyi, hingga kerajinan umum yang dianggap
perlu untuk diberikan kepada mereka.
Sebagian dari gadis-gadis itu juga mendapat latihan
berdeklamasi yang diperuntukkan sebagai calon penyiar radio dan
atau membantu kelancaran orasi politis dari orang-orang pilihan
pemerintah Jepang. Misalnya saja; Sukarno, Syahrir, dan Hatta.
Ketiganya kerap mendapat jatah siaran radio untuk menyampaikan
suatu orasi yang berasal dari pesanan pemerintah Jepang. Isi orasi-
orasai politis itupun tidak jauh-jauh dari ajakan agar rakyat Indone-
sia membantu pemerintah Jepang dalam memenangkan perang
pasifik yang sedang berkobar pada masa itu. Namun demikian, dalam
orasi-orasi itu juga terdapat beragam sisipan pesan-pesan nasional
yang dikemas dalam gaya bahasa masing-masing dari para orator
Indonesia.
Barisan Puteri atau Barisan Putri itupun semakin lama semakin
menampakkan peran positifnya bagi pemerintah Jepang pada
khususnya. Para lulusannya mulai dapat diandalkan oleh pemerintah
dalam bidang-bidang yang telah ditugaskan kepada mereka. Hingga
dalam perkembangannya, Barisan Puteri yang ada di Jakarta itu
119
119

