Page 74 - Perempuan Dalam Gerakan Kebangsaan
P. 74
Perempuan dalam Gerakan Kebangsaan
Perempuan dalam Gerakan Kebangsaan
buah pikiran dan ide-ide beliau, juga sebagai tempat beliau melahirkan
putera satu-satunya yang bernama R.M. Susalit, dan sebagai kamar
pribadi sampai beliau wafat. Disini pengunjung dapat melihat
beberapa perabot yang dulu dipergunakan R.A Kartini; seperti bak
mandi, bothekan tempat jamu, kotak jahitan, meja makan, meja
merawat bayi, lukisan karya R.A Kartini berupa tiga ekor angsa,
naskah tulisan tangan, sepasang rono penyekat ruangan dari kayu
berukir hadiah dari ayahandanya, foto-foto kenangan semasa
hidupnya di sekitar museum, disebelah timur gapura komplek Rumah
Dinas Bupati, masih berdiri dengan kokoh, bangunan kuno yang
dahulu digunakan R.A Kartini untuk mengajar anak-anak bumi
putera.
Beliau dimakamkan di desa Bulu, 17,5 Km dari kota Rembang
ke arah selatan jurusan Blora. Di tempat ini pada tanggal 17 September
1904 dimakamkan pahlawan Pergerakan Perempuan Indonesia.
Areal makam tersebut merupakan makam keluarga Bupati Rembang
R.M.A.A. Djojodiningrat dan putera R.A. Kartini, R.M Soesalit.
Pada bulan April tepatnya tanggal 21 April untuk memperingati hari
kelahiran RA Kartini, puluhan ribu pengunjung berziarah ke makam
tersebut.
12. Dewi SartikaDewi Sartika
12. Dewi Sartika
12.
12. Dewi SartikaDewi Sartika
12.
Raden Dewi Sartika di lahirkan di Cicalengka, Jawa Barat, pada
tangal 4 Desember 1884. Meskipun beliau tidak berpendidikan tinggi,
cita-citanya sangat tinggi, terutama untuk menjunjung drajat kaum
perempuan. Di Bandung beliau mendirikan sekolah istri pada tahun
1904, untuk memberi kesempatan kepada anak-anak perempuan
menuntut ilmu pengetahuan. Murid-muridnya diberi pelajaran
berhitung, membaca, menulis, menjahit, merenda, menyulam dan
agama. Pada tahun 1910, sekolah ini bertambah maju dan memiliki
gedung sendiri, kemudian namanya diganti menjadi “sekolah
Keutamaan Istri”. Selain itu, mata pelajarannya pun ditambah dengan
42
42