Page 86 - Perempuan Dalam Gerakan Kebangsaan
P. 86
Perempuan dalam Gerakan Kebangsaan
Perempuan dalam Gerakan Kebangsaan
di mana bangsa Indonesia tidak lagi mengandalkan kekuatan senjata
dalam berjuang untuk melepaskan diri dari penjajahan. Mereka telah
menggunakan perkumpulan-perkumpulan atau organisasi yang
teratur.
Awal dari periode yang juga dikenal dengan Kebangkitan
Nasional ini ditandai dengan terbentuknya organsiasi Boedi Oetomo/
BO (Budi Utomo/BU) pada tanggal 8 Mei 1908 yang kemudian diikuti
oleh kemunculan perkumpulan-perkumpulan pemuda lain. Khusus
untuk kebangkitan perempuan dalam konteks ini ditandai dengan
lahirnya organisasi Putri Mardikha di Jakarta pada tahun 1912.
Kebangkitan itupun semakin meluas dan berorientasi nasional setelah
terselenggaranya Kongres Perempuan Pertama di Yogyakarta pada
tahun 1928.
Kongres yang diberi aran Congres Perempoean Indonesia itu
berlangsung selama empat hari dari tanggal 22 hingga 25 bulan
Desember di Suryodipuran, Mataram, Yogyakarta. Di antara
beberapa keputusan kongres di musim hujan itu terdapat
kesepakatan untuk mendirikan lembaga Perikatan Perempuan
Indonesia (PPI) yang kelak berganti nama menjadi Perikatan
Perkumpulan Istri Indonesia (PPII). Bahasan seputar gerakan
perempuan dalam kongres-kongres Perempuan Indonesia dan
Perikatan Perempuan Indonesia ini akan dibahas pada bagian akhir
di bab ini.
A. A. A. A. A. GG GG Gerakan Perakan Pererempuan secara Pempuan secara Pereroranganorangan
erakan
erakan Perempuan secara Perorangan
erakan PPererempuan secara Pempuan secara Pereroranganorangan
Hingga akhir abad ke-19, peranan para perempuan Indonesia
dalam menegakkan kehidupan berbangsa sudah menunjukkan
kejelasannya. Tidak sedikit dari kaum perempuan yang turut serta
membela tanah air ini dengan keputusan dan caranya sendiri-sendiri.
Misalnya, Nyi Ageng Serang, Cut Nyak Dien, Cut Nyak Meutia,
Cristina Martha Tiahahu, dan lainnya. Mereka telah terbukti turut
54
54