Page 88 - Perempuan Dalam Gerakan Kebangsaan
P. 88

Perempuan dalam Gerakan Kebangsaan
                                       Perempuan  dalam  Gerakan Kebangsaan
                    rganisasi P
                    rganisasi Pererempuan sebelum Boedi Oempuan sebelum Boedi Oetomo (BO)etomo (BO)
                    rganisasi Perempuan sebelum Boedi Oetomo (BO)
               B. B. B. B. B. OO OO Organisasi Prganisasi Pererempuan sebelum Boedi Oempuan sebelum Boedi Oetomo (BO)etomo (BO)
                   Nasib buruk yang menimpa kaum perempuan itupun semakin
               lama semakin menjadi-jadi. Hingga pada akhirnya, permasalahan
               kaum perempuan tersebut diamati oleh kalangan bangsawan yang
               menaruh perhatian pada mereka. Adalah RA. Kartini misalnya,
               merupakan satu di antara perempuan yang menaruh perhatian pada
               nasib buruk kaum perempuan di negeri ini. Sosok perempuan yang
               berasal dari keluarga bangsawan di Jepara, Jawa Tengah, ini mulai
               melakukan gerakan bantuan untuk kaum perempuan dengan
               membuat suatu perkumpulan.

                   Melalui perkumpulan yang telah lama digagas dan didiskusikan
               dengan teman-temannya di Eropa via surat-menyurat itu, Kartini
               membentuk semacam kursusan atau kelompok belajar (study-club).
               Dalam perkumpulan yang dimulai pada bulan Juli tahun 1903 di
               pendopo Kabupaten Jepara itulah Kartini mengajak tujuh orang gadis
               atau perempuan sebagai anggota pertama.

                   Selain menjadi pemimpin perkumpulan, Kartini juga berperan
               sebagai guru bersama dua saudarinya yang bernama Kardinah dan
               Sunatri. Ketiganya mengajari ketujuh anggota perkumpulan itu
               selama empat kali pertemuan dalam seminggu. Mereka memberikan
               pelajaran seputar membaca, menulis, menggambar, pekerjaan tangan
               perempuan, dan memasak. Adapun tujuan utama dari perkumpulan
               itu agar anak-anak perempuan memperoleh pendidikan; mempunyai
               jiwa bebas tanpa melupakan tata cara [adat istiadat]; menjadi calon
               ibu rumah-tangga yang terampil; serta memiliki watak yang baik
               (Ohorella, dkk., 1992:15).
                   Selang satu semester, gerakan perempuan dalam bidang
               pendidikan di Jawa Tengah ini disusul oleh gerakan perempuan dalam
               bidang yang sama di Jawa Barat. Gerakan pendidikan yang lebih
               melibatkan banyak perempuan itu berpusat di Bandung dan dipimpin
               oleh seorang perempuan yang bernama Raden Dewi (RD) Sartika.


                                             56
                                             56
   83   84   85   86   87   88   89   90   91   92   93