Page 87 - Perempuan Dalam Gerakan Kebangsaan
P. 87
Dra. Triana Wulandari, M.SI., dkk. (eds.)
ambil bagian untuk berperang secara langsung maupun tidak
langsung.
Bagi mereka yang tidak ikut berperang secara fisik, pada
umumnya, turut membantu para laki-laki atau suaminya sendiri-
sendiri dalam menjaga dan mengelola kesetabilan rumah-tangga. Di
antara peran-peran itu, tidak sedikit dari mereka yang turut bekerja
di luar rumah. Adapun upah dari kerja-kerja itu digunakan mereka
untuk menyokong perekonomian keluarga yang turut bergolak akibat
adanya situasi peperangan yang mencekam.
Perempuan atau ibu-ibu itupun menjalankan dua peran secara
bersamaan ataupun bergantian. Satu sisi mereka memerankan
perannya sebagai perempuan atau ibu rumah-tangga, sedangkan
pada sisi yang berbeda mereka memerankan perannya laki-laki atau
suami yang berkewajiban memberi nafkah ekonomi pada
keluarganya. Dua peranan inilah yang kemudian membuktikan
bahwa mereka turut berperan dalam menegakkan kehidupan
berbangsa yang diawali dari kehidupan rumah-tangga.
Sebagaimana pada umumnya manusia biasa, memerankan dua
peran secara bersamaan maupun bergantian itu tidaklah mudah bagi
mereka. Bayak hal-hal yang harus dipertahankan dan dipertaruhkan.
Maka maklum jika dalam kondisi-kondisi tertentu, mereka tidak
mampu memberikan perimbangan kebutuhan suaminya yang
menginginkan kesiapannya setiap saat. Hal itu diperparah dengan
adanya fakta bahwa tidak semua perempuan memperoleh pendidikan
seputar kerumah-tanggaan ataupun sosial kemasyarakatan.
Dampak buruk yang menimpa kaum perempuan itupun
beragam. Mulai dari keterlibatannya dalam pertengkaran dengan
suami hingga dimadu ataupun dicerai suaminya secara sepihak.
Saking beragamnya permasalahan yang menimpa kaum perempuan
di berbagai daerah pada masa itupun tidak sedikit yang akhirnya
tampak seragam dalam bentuknya sebagai korban suatu permasalahan.
55 55

