Page 208 - BUKU SOSIOLINGUISTIK DAN PENGAJARAN BAHASA
P. 208
Bahasa dan Kesantunan 197
Tuturan pria pada umumnya tidak taat norma dibanding dengan
tuturan wanita.
Kelompok Subordinat Harus Sopan
Anak-anak belajar untuk membuat pembedaan ini sejak dini.
Anak–anak harus dididik untuk menghormati yang lebih tua. Seperti
yang diungkapkan oleh Holmes, ”It is not immediately apparent why
polite speech should be equated with standard speech.” Bahasa
yang sopan identik dengan bahasa yang standar. Dari segi jenis
kelamin, perempuan cenderung menggunakan bahasa yang lebih
sopan daripada laki-laki. Karena mereka merasa lebih dievaluasi
oleh masyarakat. Lebih lanjut Holmes berpendapat, “A woman
uses standard forms in order to protect ’her face’ is not very
dfferent from saying she is claiming more status than she is
entitiled to, compare to men from the same social group.” Dalam hal
ini, ada keinginan pengakuan tentang status sosial yang lebih tinggi
daripada laki-laki. Dengan hal ini dapat disimpulkan bahwa wanita
cenderung lebih taat akan kesopanan demi menjaga perannya di
masyarakat.
Bentuk Bahasa Lisan yang Mengekspresikan Kejantanan
Wanita diidentifikasi sebagai pengguna tuturan yang standar.
Dalam hal ini, pria melihatnya sebagai salah satu sudut pandang
bahwa jika mereka menggunakan tuturan yang standar maka
mereka akan lebih feminism. Dalam penggunaan bentuk bahasa
lisan, laki–laki menggunakan bahasa yang jauh dari standar agar
terlihat lebih jantan dan tidak seperti wanita yang sebaliknya
menggunakan bahasa yang standar.
Senada yang diungkapkan oleh Holmes, “The speakers on a
tape who were identified as most likely to win in a street fight were
those who used most vernacular forms.” Jelas sekali pria ingin
terlihat jantan dengan menggunakan bahasa yang tidak standar.
Bahasa yang standar cenderung diasosiasikan dengan feminism.
Beberapa Penjelasan Alternatif
1) Bagaimana wanita dikategorikan?
Ada beberapa penelitian yang dilakukan untuk mengetahui
status sosial pada wanita. Dapat dipahami wanita dikategorikan
berdasarkan, pendidikan, kelas sosial serta bagaimana latar
belakang mereka termasuk dengan siapa mereka menikah. Ada
perbedaan tuturan wanita yang dinikahi dengan pria dengan latar
belakang yang lebih tinggi menilai dirinya pada porsi yang berbeda.
2) Pengaruh pewawancara dengan konteks