Page 219 - BUKU SOSIOLINGUISTIK DAN PENGAJARAN BAHASA
P. 219

208                                                                BAB 5

                        demikian bahasa sanggup membentuk kebiasaan yang ada
                        dalam masyarakat.
                     Whorf  kemudian  menambahkan  penjelasan  Sapir  dengan
               mengatakan  bahwa  hubungan  antara  bahasa  dengan  budaya
               bukan  hanya  sudah  ditentukan  sebelumnya  oleh  masyarakat
               penutur  bahasa,  tetapi  hubungan  itu  sendiri  memang  pada
               hakikatnya  juga  bersifat  menentukan,  artinya  bahasa  secara
               otomastis menentukan budaya.
                     Lebih  lanjut  Whorf  (Carroll,  1956)  menegaskan:  Latar
               belakang  sistem  bahasa  atau  tata  bahasa  pada  masing-masing
               bahasa  tidak  sekedar  sebagai  alat  untuk  menyampaikan  dan
               membentuk  suatu  gagasan,  namun  juga  mengarahkan  aktivitas
               berpikir,  menganalisa  suatu  kesan  tertentu  serta  mengumpulkan
               berbagai  informasi  untuk  dikelola  di  dalam  pikiran  manusia.  Pada
               tahap  selanjutnya  ide  yang  dirumuskan  di  dalam  kepala  mereka
               bukanlah dianggap suatu proses yang mandiri, sebab tata bahasa
               yang ada di dalam otak mereka memiliki sistem yang harus terkait
               dengan alam sekitarmya. Formulasi ide melalui pengolahan bahasa
               yang  akan  disampaikan  menentukan  bagaimana  selayaknya
               manusia  berperilaku  dan  berbuat.  Bahasa  tersebut  tidak  bisa
               dipisahkan  begitu  saja  dari  budaya,  sebab  ide  yang  diproses  di
               dalam  otak  menjadi  sia-sia  belaka  ketika  tidak  ada  dunia  atau
               masyarakat di mana ide tersebut harus disampaikan.
                     Fishman  (1960)  menulis  mengenai  Whorfian  hypothesis,
               bahwa jika seorang penutur bahasa tertentu menjelaskan sesuatu
               dengan  kata-kata  dalam  bahasa  mereka  sendiri,  maka  terdapat
               kemungkinan bagi bahasa lain untuk tidak memiliki kata-kata sama
               dalam penyampaiannya.  Misalnya saja di dalam bahasa Indonesia
               kita bisa mengatakan padi, gabah, beras, dan nasi, akan tetapi di
               dalam bahasa Inggris hanya dikatakan ‗rice‘.Di samping kata yang
               disampaikan pada suatu bahasa sering tidak dijumpai pada bahasa
               lain, tata bahasa juga memiliki pola yang saling berlainan, sehingga
               cara mempersepsikan tentang apa yang dijumpai di lingkungannya
               juga berbeda.
                     Pandangan yang diajukan oleh Whorf didasarkan pada 2 jenis
               pengalaman.  Jenis  pengalaman  yang  pertama  diperoleh  ketika
               bekerja  sebagai  petugas  mekanik  pada  perusahaan  asuransi
               pemadam kebakaran Hartford, sedangkan jenis pengalaman yang
               ke  dua  diperoleh  ketika  menjadi  murid  Sapir  saat  membahas
               bahasa Hopi yang merupakan salah satu bahasa pada suku Indian
               di  Amerika.  Berdasarkan  pengalaman    Whorf,  penutur  bahasa
               Inggris  mengkaitkan  bensin  sebagai  benda  cair  yang  ditampung
               pada  suatu  drum  sebagai  tempat  yang  berbahaya  yang  mudah
   214   215   216   217   218   219   220   221   222   223   224