Page 220 - BUKU SOSIOLINGUISTIK DAN PENGAJARAN BAHASA
P. 220

Pemertahanan dan Penelitian Bahasa                                   209

                  terbakar,  sehingga  harus  dijauhi  dari  api.  Maka  orang  tidak  akan
                  merokok di sekitar tempat penampungan bensin itu karena bensin
                  merupakan  cairan  yang  harus  jauh  dari  api.      Para  penutur  itu
                  hanya  mengkaitkan  drum  dengan  benda  cair  berbahaya  saja.
                  Sehingga  ketika  drum  itu  sudah  tidak  berisi  cairan  bensin  lagi,
                  mereka menganggap tempat tersebut sudah aman untuk merokok.
                  Ini  berarti  bahwa  penutur  Inggris  tersebut  hanya  melihat  realita
                  keberadaan  bensin  sebagai  suatu  hal  yang  sudah  menjadi
                  kebiasaan  untuk  berjauhan  dengan  sumber  api.  Sayangnya
                  mereka tidak menyadari bahwa di drum penampungan bensin yang
                  kosong  pun  sesungguhnya  masih  menyisakan  bensin  dalam
                  bentuk  gas  yang  berada  di  sekitar  tempat  tersebut,  sehingga
                  mereka  tidak  menyadari  bahaya  yang  mengancam  ketika
                  menyalakan  api  di  sekitar  tempat  itu.  Perilaku  tersebut  muncul
                  karena pandangan mereka secara kebahasaan menyatakan bensin
                  di  dalam  drum  sebagai  benda  cair  saja,  maka  gas  yang  beredar
                  tercium  menyengat  ketika  drum  itu  kosong  merupakan  ancaman
                  yang boleh diabaikan, namun inilah sesungguhnya menjadi potensi
                  besar munculnya api hingga terjadi kebakaran.
                        Whorf  berpendapat  bahwa  bahasa  Inggris,  Prancis,  Jerman,
                  dan lain-lain masuk ke dalam rumpun bahasa Eropa standard atau
                  Standard Average European (SAE). SAE dianggap sangat berbeda
                  dengan bahasa Indian Amerika, yaitu Hopi. Misalnya kategori tata
                  bahasa Hopi memiliki orientasi proses  terhadap dunia, sedangkan
                  kategori tata bahasa SAE memiliki orientasi pada waktu dan ruang
                  untuk memastikan cara  melakukan sesuatu. Bahasa SAE bahkan
                  menentukan  benda  yang  bisa  dihitung  (pohon,  bukit,  percikan-
                  percikan  api)  dan  benda  yang  tidak  bisa  dihitung  (air,  api,
                  keberanian).  Peristiwa pada alam sekitar dicerna oleh bahasa SAE
                  melalui  batasan  yang  jelas,  yaitu  apakah  suatu  peristiwa  sudah
                  terjadi,  akan  terjadi,  dalam  waktu  yang  pasti  atau  hanya
                  kemungkinan  saja,  seberapa  besar  kemungkinannya,  apakah
                  terkait peristiwa lampau, sekedar dugaan, dan lain-lain. Perbedaan
                  tata bahasa ini mengakibatkan pandangan penutur SAE dan Hopi
                  menjadi  jauh  berbeda  ketika  menginterpretasikan  alam  di
                  sekitarnya,  di  mana  apa  yang  disampaikan  penutur  SAE  lebih
                  terukur  dan  pasti,  namun  bangsa  Hopi  lebih  mengkaitkan  suatu
                  peristiwa  berdasarkan    proses  fenomena  alam  menurut
                  kepercayaan  mereka  yang  berkaitan  erat  dengan  sebab  akibat
                  terbentuknya alam.
                        Penganut  teori  Whorfian  ketika  bahasa  A  menyampaikan
                  konsep  kata  belum  tentu  sanggup  ditanggapi  dengan  baik  dalam
                  bahasa B karena bahasa B memiliki pemahaman konsep kata yang
   215   216   217   218   219   220   221   222   223   224   225