Page 221 - BUKU SOSIOLINGUISTIK DAN PENGAJARAN BAHASA
P. 221
210 BAB 5
berbeda terhadap bahasa A, maka karena kurang memahami
konsep itu penutur bahasa B harus menanggapinya dengan
penyampaian yang berputar-putar (circumlocution) karena
berusaha meraba-raba bagaimana seharusnya menanggapi
dengan kata yang tepat. Ini terjadi karena ada bahasa yang
menerapkan konsep gender terhadap semua kata benda,
sementara bahasa yang lain tidak, ada yang menekankan tingkat
kepastian waktu namun bahasa lainnya tidak, ada yang memiliki
satuan atau jumlah yang jelas namun di bahasa lain tidak, dan lain-
lain. Ada dan tidak adanya maupun perbedaan unsur pada
tatabahasa ini yang menimbulkan tanggapan yang berbeda di
dalam memandang apa yang terjadi pada suatu lingkungan yang
dibicarakan. Misalnya suku Assam di India memilki lusinan kata
untuk membedakan keranjang, sebab di sana ada keranjang
khusus yang diperuntukan untuk nasi dan semut. Tentu saja ini
akan memusingkan bagi bahasa lain yang tidak memiliki penamaan
khusus terhadap keranjang dengan keperluan khusus untuk nasi
dan semut.
Di samping itu pula bahasa-bahasa yang ada di dunia
memiliki susunan kata gabung maupun urutan kata yang berbeda-
beda di dalam kalimat, dan ini tentu cukup memusingkan terutama
ketika diterapkan dalam kalimat pasif, sebab di samping posisi
subjek yang tidak umum, juga terdapat penerapan struktur lain
yang berbeda, dan bahkan terdapat pengecualian-pengecualian;
misalnya di dalam bahasa A kalimat pasif pantas diterapkan,
namun di bahasa B kalimat pasif malah justru dihindari. Mengingat
begitu banyak perbedaan konsep makna maupun tata bahasa yang
diterapkan pada bahasa yang berbeda-beda, maka proses
penterjemahan yang sekedar mengalihkan arti dari bahasa sumber
ke dalam bahasa sasaran secara literal harus dihindari.
Teori Whorf yang menyatakan bahasa mempengaruhi budaya
tidak sepenuhnya benar. Boas (1911) menyatakan bahwa tidak
perlu mengkaitkan antara budaya dari bangsa tertentu dengan
bahasa yang digunakan, sebab terdapat bahasa yang memiliki
banyak persamaan ciri walaupun negara atau budayanya berbeda.
Misalnya bahasa Hungaria, Finlandia dan Samoyeds di Siberia
Utara menggunakan bahasa yang berbeda namun budaya mereka
sangat mirip, begitu pula masyarakat India Selatan yang
menggunakan bahsa yang beragam namun budaya mereka lebih
cenderung sama, yaitu lebih terpengaruh oleh agama Islam. Di
samping itu pula juga tidak bisa dipastikan bahwa struktur bahasa
tertentu menunjukan kemajuan budaya di negara
tertentu.Walaupun demikian temuan-temuan baru di bidang

