Page 120 - KURIKULUM DIVERSIFIKASI FLIP
P. 120

Tujuan dari penerapan HACCP dalam suatu industri pangan adalah untuk
            mencegah  terjadinya  bahaya  sehingga  dapat  dipakai  sebagai  jaminan  mutu
            pangan  guna  memenuhi  tuntutan  konsumen  (Husni,  A.,  &  Putra,  M.  M.  P.
            (2018).   HACCP  bersifat  sebagai  sistem  pengendalian  mutu  sejak  bahan  baku
            dipersiapkan  sampai  produk  akhir  diproduksi  massal  dan  didistribusikan.  Oleh
            karena itu, dengan diterapkannya sistem HACCP akan mencegah risiko komplain
            karena adanya bahaya pada suatu produk pangan. Selain itu, HACCP juga dapat
            berfungsi  sebagai  alat promosi  perdagangan  di  era  pasar global yang  memiliki
            daya saing kompetitif.

                   Penerapan  HACCP  dalam  industri  pangan  memerlukan  komitmen  yang
            tinggi  dari  pihak  manajemen  perusahaan  yang  bersangkutan.  Di  samping  itu,
            agar penerapan HACCP ini sukses, perusahaan perlu memenuhi prasyarat dasar
            industri pangan, yaitu telah diterapkannya Good Manufacturing Practices  (GMP)
            dan Standard Sanitation Operational Procedure  (SSOP).
                  Pada  prinsipnya,  HACCP  dapat  dibagi  menjadi  dua  bagian  penting.
            Bagian pertama fokus pada mendefinisikan karakteristik alami dari produk yang
            akan  diproduksi  dan  menentukan  diagram  alir  proses  produksinya  hingga  ke
            tangan  konsumen.  Bagian  yang  kedua  terdiri  dari  pengaplikasian  tujuh  prinsip
            HACCP.  Berdasarkan  PERMEN  No.  19  Tahun  2010  Tujuh  prinsip  HACCP
            tersebut adalah sebagai berikut.
            a.  Melakukan analisis bahaya
                Tujuan utama dalam analisis bahaya adalah untuk mendaftar macam bahaya
                yang  mungkin  ada  pada  suatu  proses  yang  bertanggung  jawab  dalam
                menyebabkan sakit atau cedera apabila tidak dilakukan kontrol dengan baik.
                Pada HACCP, bahaya (hazard) digunakan terbatas pada konteks keamanan.
                Pada  HACCP,  tidak  ada  urutan  atau  tingkatan  keutamaan  dari  masing-
                masing prinsip. Seluruh prinsip yang ada dianggap sama penting dan harus
                dilaksanakan  secara  terintegrasi  dalam  suatu  industri.  Namun  demikian,
                secara  urutan,  analisis  bahaya  sebaiknya  dilakukan  di  awal  untuk
                mengidentifikasi  dan  melakukan  karakterisasi  potensi  bahaya  untuk  dapat
                dilakukan cara pencegahan yang sesuai.
            b.  Menetapkan titik kendali kritis (critical control points)
                Titik kendali kritis atau critical control points  (CCP) diartikan sebagai tahapan
                kontrol  harus  dilakukan  untuk  tujuan  mencegah/menghilangkan,  atau


                                                                           129
   115   116   117   118   119   120   121   122   123   124   125