Page 153 - Hikayat-Patani-The-Story-Of-Patani 1
P. 153

144                  HIKAYAT PATANI

                      keempatnya yang panjang itu. Apabila hendak mematikan gendang
                      tiuplah tiga kali beri sama sudah dengan gendang itu.
                        Tatkala nobat waktu cisya demikian itu juga mulanya; tatkala turun
                  92   kepada / perangin 1 tiuplah beri lanjut sekali.dahulu, sudah tiup tiga
                      kali pula tambah. Apabila orang hendak geritik 2 gendang itu tiuplah
                      panjang pula dua kali; tatkala kesudahan peremat 3 gendang itu tiup
                      pula tiga kali. Adapun nobat cisya itu demikian juga bunyinya.4 Maka
                      diubung5 dengan perang pula; tiup panjang pula dua kali pandaknya
                      tiga kali, tiuplah beri lanjut sekali dahulu; maka sudah di tandan 6 pula
                      dengan pandak tiga kali berganti-ganti juga, panjang sekali pandak tiga
                      kali. Apabila gendang mengajak kita pun 7 ingatlah tiup panjang pula
                      dua kali pandak tiga kali lalu sudah. Waktu subuh pun demikian itu
                      juga.
                        Sebagai pula, tatkala hari Jumcat tiuplah bersama-sama dengan
                      gendang, tiup panjang dua kali pandak tiga kali panjang pula sekali;
                      tiuplah ragam palu-paluan beri lanjut tiga kali, maka ditandan pula
                      enam kali berganti-ganti juga seorang-seorang sekali. Tatkala gendang
                      turut beralih maka tiuplah pula beri lanjut-lanjut tiga kali seperti itulah;
                      sudah maka ditandan [pula] pula tiga-tiga kali, maka jadi sembilan kali
                      berganti-ganti demikian itulah seorang sekali. Tatkala keturunan gendang
                      pula tiuplah pula tiga kali beri lanjut sudah pula d-a-n-q2 8 pula tiga
                      kali jadi sembilan kali berganti-ganti rupa itulah. Maka sudah dari pada
                      itu tatkala gendang beralih itu gemuruh gendang namanya; maka tiuplah
                      lima kali senafas. Tatkala gendang dipekab 9 orang maka tiuplah panjang
                      pula sekali. Sudah itu orang hendak matikan gendang maka tiuplah tiga
                  93   kali lalu sudah itu berhenti / ramai-ramai. Apabila orang sudah palu
                      arak-arakan sekarang, apabila turun bunyi palu-paluan kita pun sambut­
                      lah dengan nafiri cara palu-paluan lanjut-lanjut tiga kali; maka ditari'dan
                      pula pandak-pandak dua kali jadi enam kali bergantilah, sekali seorang.
                      Apabila gemuruh gendang maka tiuplah berturut-turut lima kali senapas.
                      Apabila gendang dipekab orang maka tiup panjang pula sekali. Sudah
                      itu apabila gendang tatkala hendak mati itu maka ditiup pula tiga kali
                      beri sama sudah dengan gendang.
                        Sebagai pula tatkala hendak palu perang itu maka tiuplah panjang
                      pula dua kali bersama-sama kedua orangnya dan pandak pula tiga kali;

                  92   1 p-r-a-ng-y-n.            2 g-r-y-t-y-’.
                     3 p-r-m-a-t.                 4 b-w-t-y-ny.
                     6 d-a-w-b-ng.                8 Always spelt d-t-n-d-a-n.
                     7m-ng-a<-q k-y-t-p-w-n.       8 d-a-n-q2.
                     «d-p-k-b.
   148   149   150   151   152   153   154   155   156   157   158