Page 150 - Hikayat-Patani-The-Story-Of-Patani 1
P. 150

MALAY TEXT                   141

      89   sebilah banyak <emas buat> salutnya itu tigapuluh tahil. Dan / pedang
          bentara itu banyak emas tebu-tebu sarungnya itu tengah tigapuluh tahil
          pada sebilah. Dan pedang mahat1 itu empatpuluh bilah, dan duapuluh
          berecik 2 emas, salut hujung sarungnya itu pun emas, dan duapuluh
          berecik perak dan salut hujung sarungnya pun perak. Dan jogan itu
          empat 2a bermalai emas, pada satu jogan itu banyak emasnya sekati. Dan
          lembing benderang itu empatpuluh bilah,3 duapuluh bersaropak emas,
          duapuluh bersampak perak. Dan nafiri emas empat dan perak empat
          butir dan serunai emas dua dan perak dua butir dan gendang nobat
          duabelas butir dan nagara delapan butir.
            Maka tatkala Datuk 4 Marhum Ke Siam itu Marhum Bungsu diatas
          takhta kerajaan, tatkala inilah segala perkakas nobat itu dipakai setengah
          sahaja, sebab orangnya banyak kurang. Pada masa itulah kota negeri
          pun disempitkan mengikut parit yang ditengah negeri sampai sekarang
          inilah.
            Bab ini ragam genderang nobat: pertama adimula 5 namanya, demi­
          kian bunyinya:6 kemetang2 kemetitang kar kemetetang kemetang leqat2
          tipekab nang kemetang kekar kam tepat2.


           butir dan nafiri perak empat butir dan serunai emas dua butir dan serunai perak
           dua butir dan gendang nobat duabelas butir dan negara lapan butir, emas perak
           sama banyaknya.
          Adapun perkakas kerajaan pedang pada sebilah banyak emas buat salut tiga puluh
          dan pedang betara tengah tiga puluh tahil pada sebilah dan pedang mahat empat
           puluh bilah dan dua b-r-c-y emas buat salut ujung sarungnya itu pun emas semuanya
          dan dua puluh b-r-c-y perak dan salut ujung sarungnya perak dan jogan kerajaannya
           empat bermal(a)i emas dan pada satu-satu jogan itu seketi emas dan lembing
          b-n-d-r-n empat puluh bersampul emas dan empatpuluh bers-m-p-k p6rak demikian­
          lah ini ceteranya.
      89   1 m-h-a-t.                  2 b-r-c-y, later on b-r-c-y’. See also B.
         2“ A s-p-a-h.                3 b-y-l-a.
         4 t-a-duq.                   5 a-d-y-m-w-1.
         6 In the transliteration of the Malay renderings of sounds all final syllables have been
          provided with the vowel a, all other syllables with an e unless another vowel was
          indicated. Nasals followed by stops have been transliterated as consonant clusters
          rather than separated by e. Word boundaries have been assumed in all cases where
           the spelling gave no indication to the contrary. Especially in the case of r these
           endings may be arbitrary, as this letter is never joined in the script to a following
          consonant, not even in the same word. It is quite probable that sequences like g-r
          g-r or g-r g-m should be read as geregar, geregam. In these onomatopoeic fragments
          angka dua has been transliterated with the number 2 in view of the uncertain word
          boundaries. K should perhaps be spelt as g in all or some of the cases in which it
          occurs; so far, however, there is no means of deciding whether or not there is a
          purposeful distinction between k and g; therefore it was thought best to keep to
          the distinction made by the MS. A semicolon stands for the heart-shaped sign often
          used in Malay manuscripts for indicating a pause, filling up a line, etc.
   145   146   147   148   149   150   151   152   153   154   155