Page 193 - Kelas_11_SMA_Sejarah_Indonesia_Semester_1_Siswa_2016
P. 193

Adanya  pendidikan  gaya  Barat  itu
                                                         membuka  peluang  bagi  mobilitas
                                                         sosial  masyarakat  di  tanah  Hindia/
                                                         Indonesia.  Pengaruh  pendidikan  Barat
                                                         itu pula yang kemudian memunculkan
                                                         sekelompok kecil intelektual bumiputra
                                                         yang memunculkan kesadaran, bahwa
                                                         rakyat   bumiputra    harus   mampu
                                                         bersaing  dengan  bangsa-bangsa  lain
                                                         untuk  mencapai  kemajuan.  Golongan
                                                         intelektual  bumiputra  itu  disebut
                                                         “priyayi  baru”  yang  sebagian  besar
                                                         adalah guru dan jurnalis di kota-kota.
                                                         Pendidikan  dan  pers  itu  pula  menjadi
                       Sumber:  Sejarah Awal  Pers  dan  Kebangkitan
                       Kesadaran Keindonesiaan, 2003.    sarana untuk menyalurkan ide-ide dan
                       Gambar 4.3 R.A. Kartini           pemikiran mereka yang ingin membawa
                                                         kemajuan,  dan  pembebasan  bangsa
                                                         dari  segala  bentuk  penindasan  dari
                       kolonialisme Belanda. Mereka tidak memandang Jawa, Sunda, Minangkabau,
                       Ambon, atau apa pun karena mereka adalah bumiputra.


                       Pengalaman yang mereka peroleh di sekolah dan dalam kehidupan setelah
                       lulus sangatlah berbeda dengan generasi orang tua mereka. Para kaum muda
                       terpelajar inilah yang kemudian membentuk kesadaran “nasional” sebagai
                       bumiputra di Hindia, dan bergerak bersama “bangsa-bangsa” lain dalam garis
                       waktu yang tidak terhingga menuju modernitas, suatu dunia yang memberi
                       makna  baru  bagi  kaum  pelajar  terdidik  saat  itu.  Mereka  tentunya  tidak
                       mengenal satu sama lain di Batavia, Bandung, Semarang, Solo, Yogyajakarta,
                       Surabaya, dan seluruh wilayah Hindia. Mereka saling berbagi pengalaman,
                       gagasan, dan asumsi tentang dunia, Hindia, dan zaman mereka. Pemerintah
                       Kolonial Belanda juga membentuk Volksraad (Dewan Rakyat) yang sejumlah
                       tokoh  Indonesia  bergabung  di  dalamnya.  Mereka  menggerakkan  wacana
                       perubahan di lembaga tersebut.

















                                                                                          185
                                                                             Sejarah Indonesia
   188   189   190   191   192   193   194   195   196   197   198