Page 198 - Kelas_11_SMA_Sejarah_Indonesia_Semester_1_Siswa_2016
P. 198

kemerdekaan  Belanda.  Di  balik  itu  tujuan  Komite  Bumiputra  adalah
                 mengkritik tindakan pemerintah kolonial yang merayakan kemerdekaannya
                 di tanah jajahan dengan mencari dana dukungan dari rakyat.

                 Kritik tajam kemudian dilakukan oleh Suwardi Surjaningrat dengan menulis di
                 brosur yang berjudul Als Ik Eens Nederlander Was (“Seandainya Saya menjadi
                 Seorang Belanda”). Tulisan ini berisi kritikan  yang sangat tajam kepada Belanda
                 yang tidak tahu malu karena minta dana kepada rakyat yang dijajah untuk
                 perayaan kemerdekaan negara yang menjajah. Pemerintah Kolonial Belanda
                 menilai  tulisan  itu  dapat  menghasut  rakyat  untuk  melawan  pemerintah.
                 Pada  30  Juli  1913,  polisi  Belanda  menangkap  Cipto  Mangunkusumo  dan
                 Suwardi Suryaningrat. Kemudian menyusul Abdul Moeis sebagai pembaca
                 naskah itu dalam surat kabar De Preanger Bode. Juga Widnjadisastra sebagai
                 editor Kaoem Moeda, karena telah mencetak dan menyebarluaskan tulisan
                 itu. Pemerintah kolonial selanjutkan memutuskan “Tiga Serangkai” itu untuk
                 ditangkap, yaitu Cipto Mangunkusumo, Suwardi Suryaningrat, dan Douwes
                 Dekker, untuk diasingkan ke luar Jawa. Cipto pada awalnya diasingkan ke
                 Bangka, kemudian ke Belanda.

                 Seorang  jurnalis  bumiputera  yang  gigih  memperjuangkan  kebebasan  pers
                 adalah  Semaun.  Ia  mengkritik  beberapa  kebijakan  kolonial  melalui  Sinar
                 Hindia. Kritikannya mengenai haatzaai artikelen, yang menurutnya sebagai
                 sarana untuk membungkam rakyat dan melindungi  kekuasaan kolonial dan
                 kapitalis asing. Atas kritikannya itulah ia diadili dan dijebloskan ke penjara.
                 Seorang  aktivis  dan  juga  jurnalis,  Marco  Kartodikromo  dikenal  dengan
                 kritikannya  yang  tajam  terhadap  program  Indie  Weerbaar  dalam  bentuk
                 syair. Kritik tajam Marco itu ditujukan pada Dewan Kota yang sebagian besar
                 adalah orang Eropa.



                 »Pers (media cetak) mempunyai peran penting dalam membangkitkan
                       nasionalisme.  Kapan  media  cetak  mulai  dikenal  oleh  kalangan
                       bumiputera?  Tahukah  kamu,  bagaimana  hubungan  dan  peran
                       media  cetak  dalam  menumbuhkan  kesadaran  kebangsaan  bagi
                       kaum bumiputera? Media cetak apakah yang saat ini dapat ditemui
                       di lingkungan sekitar kamu? Coba lakukan pelacakan tentang media
                       cetak sebelumnya yang pernah ada di daerah sekitar kamu, kemudian
                       buatlah  uraian  dalam  bentuk  narasi  deskriptif,  siapa  penerbitnya,
                       kapan diterbitkan, bagaimana bahasanya. Untuk mengerjakan tugas
                       ini kamu dapat mencari di internet atau di perpustakaan daerah di
                       kota tempat tinggal kamu.




                 190    Kelas XI SMA/MA/SMK/MAK                                   Semester 1
   193   194   195   196   197   198   199   200   201   202   203