Page 117 - Toponim sulawesi.indd
P. 117

Jaringan Maritim Indonesia: Sejarah Toponim Kota Pantai di Sulawesi  103

                 aset perusahaan ditinggalkan di Bitung. Pada masa Jepang, Hukum Tua

                 terpilih di negeri Bitung menggantikan Hendrikus Langelo adalah Adam
                 Kalalo yang memerintah sampai masa pendudukan Jepang (1938-1942).

                 Hukum Tua Kalalo kemudian dibunuh oleh Jepang karena dianggap tidak
                 dapat menunjang pemerintahan militer Jepang (Mustafa, 1997).

                        Pada 1 Juli 1947 Bitung menjadi kecamatan (onderdistrct district;

                 distrik bawahan) yang berdiri sendiri terpisah dari distrik bawahan dengan
                 luas wilayah 19.870 Ha, terdiri dari 13.428 jiwa tersebar pada 11 desa. Di
                 masa ini, kedudukan Sulawesi Utara masih merupakan bagian dari propinsi

                 Sulawesi.  Kesebelas  desa dimaksud  adalah:  desa Madidir,  Aertembaga,
                 Winenet,  Girian Papusungan, Bitung Barat,  Bitung Timur, Tandurusa,

                 Pinangunian, Manembo-nembo, dan Tanjung Merah.

                       Ketika Bitung menjadi kecamatan, keramaian pelabuhan rakyat hampir
                 tak bisa terbendung lagi dengan banyaknya kapal-kapal lokal dari berbagai

                 tempat selain membawa penumpang orang, tetapi juga mengangkut ikan.
                 Adanya kondisi yang seperti ini, pada tahun 1949 pemerintah mulai tertarik
                 uutuk  membangun  pelabuhan  Bitung  yang ditandai  dengan  datangnya

                 sebuah kapal yang bernama Zeeswalaw yang juga datang dengan sejumlah
                 ahli  kelautan  dan kepelabuhanan  yang  tugasnya untuk meneliti layak

                 tidaknya pesisir Bitung ini menjadi pelabuhan yang representatif.

                       Hasil penelitian dari tim ini menunjukkan kelayakan Bitung menjadi
                 pelabuhan yang dipengaruhi oleh banyak faktor antara lain: 1) Terletak di

                 Selat Lembeh yang panjangnya sekitar 13 mil, yang lautnya cukup dalam
                 dan diapit dua daratan, yakni Pulau Lembeh dan daratan pesisir Bitung. Selat
                 Lembeh lebar terkecil ½ mil dan terbesar 1 ½ mil. 2) Lautnya relatif aman

                 dan terlindung dari ombak lautan pasifik; 3) Keadaan alamnya tidak terdapat
                 muara sungai yang berpotensi mendangkalkan pelabuhan sebagaimana
                 pelabuhan lainnya (pelabuhan Manado dengan sungai Wenang; pelabuhan

                 Kema dengan liang atau sungai Kema).  Selain itu, letak geografis Pelabuhan
   112   113   114   115   116   117   118   119   120   121   122