Page 112 - Toponim sulawesi.indd
P. 112
98 Jaringan Maritim Indonesia: Sejarah Toponim Kota Pantai di Sulawesi
3.2.2 Dari Daseng ke Pelabuhan Rakyat Bitung
Penjelasan di bawah ini akan menggambarkan secara umum
bagaimana proses sejarah dari “daseng” menjadi pemukiman, pelabuhan
nelayan, sampai pelabuhan rakyat. Bagaimana dinamika proses perubahan,
berikut ulasannya.
“Daseng” atau “ba’daseng” dalam pemahaman masyarakat Sulawesi
Utara adalah suatu istilah dari bahasa Kepulauan Sangihe dan Talaud.
Secara umum “daseng” sudah menjadi bahasa sehari-hari dalam dialek
Melayu Manado yang pengertiannya secara umum adalah rumah-rumahan
untuk sementara waktu; rumah-rumahan sederhana dari bambu dan atau
kayu, dapat saja sudah representatif untuk tempat tinggal beberapa hari
sebagai tempat tinggal nelayan. Biasanya daseng digunakan oleh nelayan
sebagai tempat istirahat, yang oleh karena sering tinggal beberapa hari,
lama kelamaan sudah menetap dan tidak kembali lagi.
Bentuk daseng sebagaimana arsitektur sederhana sebagai tanggapan
aktif masyarakat nelayan, orang laut terhadap lingkungannya. Artiya,
jika di daerah itu banyak tanaman bambu dan atau kayu, maka rumah-
rumahan akan menggunakan kayu dan bambu. Jika ditempat itu banyak
menghasilkan rotan atau banyaknya batang pohon kelapa, maka itu yang
akan digunakan dalam membangun daseng. Ruangannya pun dibuat sesuai
kebutuhaan, biasanya ada kamar untuk privat atau hanya seperti ruang
yang luas dengan tempat duduk sederhana sebagai tempat pertemuan,
juga tempat untuk tidur-tiduran. Di kota-kota, bentuk daseng semakin
berkembang bahkan sudah representatif dengan menggunakan semen. Di
bawah ini gambar daseng yang bertingkat, rumah-rumahan dalam bentuk
sketsa daseng bertingkat dengan fungsi untuk menghindar ancaman
binatang buas, sekaligus dapat menjadi pos pegamatan terhadap bahaya
laut, arus dan atau musim ikan, termasuk tempat menampung ikan.