Page 213 - Toponim sulawesi.indd
P. 213
Jaringan Maritim Indonesia: Sejarah Toponim Kota Pantai di Sulawesi 199
terdiri dari dua DPR, yakni: DPR (Hasil Pemilu 1955) 1956-1959, dan DPR
Peralihan 1959-1960. Anggota DPR waktu itu sebanyak 272 orang anggota.
Keanggotaan itu antara lain 60 orang merupakan wakil dari Masyumi, 58
orang dari Partai Nasional Indonesia (PNI), 47 orang anggota mewakili
45
Nahdlatul Ulama (NU), 32 orang wakil dari Partai Komunis Indonesia (PKI)
dan selebihnya adalah anggota-anggota dari partai-partai kecil. Jumlah
fraksi waktu itu ada 18 fraksi. Pada masa ini telah diajukan 145 rancangan
Undang-Undang dan 113 disetujui menjadi Undang-Undang. Mereka
melakukan 8 mosi dan 8 interpelasi. DPR Pemilihan Umum berdasarkan
UUD 1945 atau DPR Peralihan tahun 1959-1960 memberlakukan UUD 1945
dengan penetapan Presiden nomor 1 tahun 1959 bahwa DPR hasil Pemilu
1955 menjalankan tugas DPR berdasarkan UUD 1945. Lanjutan system
konstittusi ini, selanjutnya membentuk DPR-GR masa deokrasi terpimpin.
DPR Gotong Royong Demokrasi Terpimpin 1960-1966. DPR-GR didirikan
dengan Penetapan Presiden nomor 4 tahun 1960 sebagai pengganti DPR
Peralihan yang dibubarkan dengan Penetapan Presiden Nomor 3 tahun 1960.
Kelemahan DPR-GR di bidang Legislatif adalah bahwa DPR-GR kurang sekali
memakai hak inisiatifnya untuk mengajukan rancangan Undang-Undang.
Demikian juga bahwa Presiden selalu memberikan campur tangan dalam
soal pengadilan demi kepentingan revolusi. DPR Gotong Royong Demokrasi
Pancasila 1966-1971. Demi menegakkan Orde Baru pasca gerakan 30
September Partai komunis Indonesia (G30S/PKI), DPR-GR mengalami
perubahan baik mengenai keanggotaan maupun wewenangnya. Anggota
PKI dikeluarkan sedangkan partai-partai politik lainnya menggunakan
hak recall-nya untuk mengganti anggota yang dianggap tersangkut atau
simpatisan PKI. Susunan keanggotaan DPR-GR berjunmlah 242 anggota.
Pembagiannya adalah 102 adalah anggota dari partai politik antara lain 44
anggota PNI dan 36 anggota NU selebihnya anggota dari partai-partai kecil.
45 Buku yang membahas tuntas PNI dalam John Ingleson, Jalan Ke Pengasingan Pergerakan Nasionalis
Indonesia tahun 1927-1934 (Jakarta: LP3ES, 1981).