Page 214 - Toponim sulawesi.indd
P. 214

200     Jaringan Maritim Indonesia: Sejarah Toponim Kota Pantai di Sulawesi


               Selain itu terdapat 140 anggota Golkar termasuk ABRI.  DPR-GR demokrasi

               Pancasila berhasil menyelesaikan 82 buah Undang-Undang yang paling penting
               adalah Undang-Undang nomor 15 tahun 1969 tentang pemilihan umum dan

               Undang-Undang nomor 16 tahun 1969 tentang susunan dan kedudukan MPR,
               DPR dan DPRD dengan menyelesaikan 7 buah resolusi, 9 buah pernyataan
               pendapat, dan satu buah angket. Di Kota Poso, pada masa DPRD-GR Kabupaten

               Poso dipimpin oleh B. L. Sallata sebagai  ex officio Bupati pada waktu itu.
               Sedangkan, Pimpinan DPRD-GR Kabupaten Poso masa transisi antara lain J.M.

               Lengkong, dan Wakil Ketua antara lain J. Santo dan Yahya Mangun. 46

                     Selanjutnya, pada DPR hasil Pemilu 1971 dan perkembangan Dewan
               Perwakilan  Rakyat  di daerah-daerah belum efektif  sebagaimana DPR

               di Jakarta  pusat.  DPRD baru kelihatan berjalan dan dapat dilihat  dalam
               perkembangan politik lokal adalah pada DPRD Sementara tahun  1950-an.
               DPRD Poso misalnya sudah kelihatan sudah membentuk DPRD Sementaranya

               pada  waktu itu.  Wilayah  Poso  diperjuangkan  menjadi  suatu  kabupaten
               yang otonom dilakukan  dalam  tiga tahap  pembentukan.  Pertama, Hasil
               Muktamar Raja-Raja  Sulawesi  Tengah.  Kedua, Wilayah  Sulawesi  Tengah

               dibagi menjadi dua bagian berdasarkan PP Nomor 33 tahun 1952, yakni:
               Daerah Poso dan Daerah Donggala. Ketiga, Pembentukan Daerah Tingkat
               II Kabupaten Poso yang otonom yang beribu kota di Kota Poso. Kabupaten

               Poso  muncul  sebagai Kabupaten yang otonom  pada  tahun  1952  ketika
               Kabupaten Sulawesi Tengah lepas dari Propinsi Sulawesi Utara Tengah. Hal

               itu sebagai akibat dari tuntutan Masyarakat Sulawesi Tengah untuk menjadi
               Propinsi yang otonom. Keadaan itu sebagai realisasi dari Surat Keputusan
               Gubernur Sudiro nomor 33 tanggal 25 Oktober 1951 dan kemudian diubah

               pada tanggal 30  April 1952  daerah Sulawesi  Tengah dibagi  dua daerah
               administratif yakni Kabupaten Poso dengan ibu kota di Poso dan Kabupaten

               Donggala dengan ibukota di Donggala. Berdasarkan pernyataan Gubernur


               46   Wawancara Yahya Mangun tanggal  30 Mei 2004 di Poso.
   209   210   211   212   213   214   215   216   217   218   219