Page 248 - Toponim sulawesi.indd
P. 248

234     Jaringan Maritim Indonesia: Sejarah Toponim Kota Pantai di Sulawesi


               Buton, dan nama sebuah kabupaten yang ada di Sulawesi Tenggara.


                     Berkaitan dengan  itu  agar pembahasan  ini  tidak bias,  maka perlu
               ditegaskan bahwa lingkup kajian dalam tulisan ini mencakup perkembangan
               kota yang ada di pulau Buton, yakni kota Buton yang mengalami pergesaran

               pusat kota ke Bau-Bau. Kota Buton sebagai kota awal di pulau Buton tidak
               berkembang pada masa pemerintahan Hindia Belanda, posisi dan statusnya

               digantikan oleh kota Bau-Bau sebagai pusat kota (center of network).
               Kota Bau-Bau terletak di sekitar pantai, di mana pusat pemerintahan dan
               administrasi pemerintah Hindia Belanda dijalankan.


                     Pergeseran  pusat  kota dari kota Buton  yang berpusat di  atas
               bukit  ke  kota Bau-Bau  berjarak  sekitar 2 km,  yakni ke  arah pantai
               yang berdekatan  dengan pasar dan  pelabuhan  utama.  Masyarakat

               kota Bau-Bau  menyebut pelabuhan  itu  dengan nama “jembatan
               batu”  karena jembatan ini  dibangun  hanya dengan konstruksi batu.

                Penelitian ini menemukan  bahwa kota pertama  di  Buton  adalah  yang
               ada di dalam benteng keraton atau yang dikenal oleh orang di luar Buton
               sebagai kota Buton karena institusi pemerintahan pertama dijalankan di

               dalam benteng keraton Buton.

                     Bau-Bau  berkembang seiring  dengan perkembangan  dan  tuntutan
               pasar yang menghendaki adanya mobilitas tinggi. Perluasan infrastruktur

               kota pada tahun 1900-an sampai akhir masa pemerintahan Hindia Belanda
               di  Buton  ke  daerah-daerah yang  memiliki sumber-sumber  ekonomi

               yang memiliki  nilai  ekonomis  tinggi  di  pasar internasional  seperti aspal
               di  Pasarwajo dan  Banabungi,  sedangkan di  Muna  eksploitasi  hutan  jati
               dilakukan pemerintah Hindia Belanda untuk kepentingan ekonominya.


                     A. Ligtvoet,  sekretaris  pemerintah Belanda yang  ditempatkan  di
               Buton  menulis  tentang sejarah Buton  dengan  menamakan wilayah  ini
               dengan “het Zuidoostelijk schiereiland van Celebes”.
   243   244   245   246   247   248   249   250   251   252   253