Page 372 - Toponim sulawesi.indd
P. 372
358 Jaringan Maritim Indonesia: Sejarah Toponim Kota Pantai di Sulawesi
dilabuang landi anna nabundu’ Pambusuang.”
Artinya:
“ Sekembalinya Todilaling dari Gowa dan mendarat di Labuang Roppong
lalu menabu gong. Terdengarlah oleh masyarakat Pambusuang.
Berkatalah: “Tobelawe, apa gerangan yang aneh bunyinya, dan tidak
biasanya”.
Bertanya Todilaling: “dimana tempatnya raja di Lenggok”?.. Jawab
orang Napo “Disana” ia turun dari perahu dua berteman setibanya
langsung ia tombak dan meninggallah.
Ia pula yang membawa tombak Inaga Ewangan nama Itata. Disana dia
melahirkan anak tiga orang. Satu tinggal di Tanete diperistrikan Raja
Tanete. Dua orang tiba di Mandar. Satu pria satu wanita bersuami di
Alu, di peristrikan Raja Alu. Yang pria bernama: “Tomepayung.”
Setelah Pambusuang dikalahkan, beliau pindah ke Napo. Disana ia
serang pula Lopoq. Begitu Lopoq dikalahkan beliau melanjutkan
serangannya ke Tande-Tande di wilayah Banggae.
Turunan mereka dikuasai To Puawang diserahkan ke Makassar ketika
Lopoq kalah. Beliau pula mengalahkan Panyarukang, yaitu To Batu.
Seluruh wilayah pegunungan di taklukkan oleh Todilaling. Sampai
sekian pembicaraan. Lebih lanjut menurut lontarak dijelaskan secara
lebih rinci bahwa “mula-mula ia tiba bermukim di Labuang Landi
dan memerangi orang Pambusuang. Sebelum terbentuknya Kerajaan
Balanipa ini negeri-negeri yang ada ialah: Napo, Samasundu, Todang-
Todang, Mosso yang masing-masing berdiri sendiri. Keempat negeri
inilah didiami oleh orang tua I Manyambungi sekeluarga. Keempat
negeri inilah kemudian di persatukan I Manyambungi sebagai suatu
persekutuan adat dengan ibu negerinya Napo.”
Kata “Mandar” menurut bahasa “Manda” atau Mandar, artinya kuat.
Pada umumnya bahasa yang digunakan oleh masyarakat di pegunungan
tidak memakai konsona“r,” misalnya liter disebut lite, meter disebut
mete Ma’asar disebut Maasa. Malah masa dulu orang Napo, Mosso,
Todang-Todang menyesuaikan diri dalam bahasa Mandar pantai misalnya
mengatakan: me’oro (duduk), mereka menyebut me’oho. Ro diganti ho
artinya. Karambo disebutnya kahambo artinya jauh. Menurut Darwis
Hamzah, bahwa Mandar berarti air atau sungai. Pengertian ini sama