Page 377 - Toponim sulawesi.indd
P. 377

Jaringan Maritim Indonesia: Sejarah Toponim Kota Pantai di Sulawesi  363

                 boleh bercerai kepala dengan kerangka badan) maksudnya raja tidak boleh

                 mengambil keputusan permufakatan dengan adatnya.

                      Pada pengangkatan raja dan adat yang pertama (kerajaan itu mulai
                 dibentuk), terdiri dari bangsawan-bangsawan yang bersaudara atau famili

                 dekat antara satu dengan yang lainnya. Tetapi setelah ia diangkat dalam
                 jabatan  pertama itu  sebagai  Maradia atau  anggoa adat  diadakan  sutu

                 penggarisan (perjanjian): Kaiyang tammacinna di kende-kende (yang besar
                 tidak ingin kepada yang kecil). dan Kende-kende ammacinna di kaiyang (yang
                 kecil tidak ingin kepada yang besar). Maksudnya: keturunan Maradia tidak

                 akan merampas hak jabatan untuk turunan anggota hadat dan keturunan
                 anggota hadat tidak akan merampas hak untuk jabatan keturunan Maradia.

                 Maradia dan keturunannya diberi panggilan (sapaan) kehormatan “Daeng”
                 dan anggota hadat panggilan “Puang.” Hal ini mempedomani sopan santun
                 berbicara antara “Todilaling” (raja Balanipa yang pertama) dengan “Puang

                 Dipoyosang” (anggota hadat yang pertama digelar Pappuangan Limboro) di
                 Kerajaan Balanipa. Kerajaan masing-masing yang terbentuk tersebut terjadi
                 perluasan wilayah kerajaan apakah dalam bentuk penaklukan, persetujuan

                 bersama antara kerajaan/negeri (kerajaan yang lebih kecil untuk bergabung
                 atau atas permintaan sendiri dari negeri/kerajaan kecil untuk bergabung, di
                 antaranya ada pula yang kepala pemerintahannya (Pappuangan) dijadikan

                 anggota hadat dalam kerajaan (sehingga digelar  Papuangan, sehinggah
                 bertambah anggota hadat misalnya: Pepuangan Tenggelang, Pepuangan

                 Luyo, Pepuangan Lambe, Pepuangan Lakka Pepuangan Koyang di Balanipa.

                      Selain itu ada juga negeri menjadi bawahan dari salah satu Banua
                 Kaiyang (negeri pembentuk kerajaan) dan dinamai Ana Banua, serta ada

                 pula negeri kecil yang mempunyai hak otonomi dalam negerinya sendiri
                 yang mempunyai  kewenangan tertentu  terhadap kerajaan,  misalnya
                 Campalagian, Mapilli Tapango dan lain-lain di Balanipa sehingga di dalam

                 wilayah kerajaan ada negeri-negeri yang bernama:
   372   373   374   375   376   377   378   379   380   381   382