Page 56 - Toponim sulawesi.indd
P. 56

42     Jaringan Maritim Indonesia: Sejarah Toponim Kota Pantai di Sulawesi



                   saat ia memandang ke segala penjuru maka daerah yang tadinya laut
                   berubah menjadi daratan. Tomanurung ini sendiri lalu mengawini gadis
                   Onto yang dijuluki Dampang Onto (Gadis jelitanya Onto) (P4)


                   Setelah  itu  mereka  pun  berangkat  ke arah yang  sekarang disebut
                   Gamacayya. Di satu  tempat  mereka bernaung di  bawah pohon
                   lalu bertanyalah Tomanurung  pohon apa ini, dijawab oleh Kare
                   Bisampole:  Pohon  Taeng sambil memandang kearah enam kare
                   yang  lain.  Serentak  kenam kare yang  lain  menyatakan Ba’  (tanda

                   membenarkan dalam bahasa setempat). Dari sinilah kemudian muncul
                   kata Bantaeng dari dua kata tadi yaitu Ba’ dan Taeng, jelas Karaeng
                   Imran Masualle. (P5)


                   Konon karena daerah Onto ini menjadi daerah sakral dan perlindungan
                   bagi  keturunan raja  Bantaeng bila  mendapat  masaalah  yang  besar,
                   maka  bagi  anak  keturunan  kerajaan  tidak  boleh  sembarangan
                   memasuki daerah ini, kecuali diserang musuh atau dipakaikan dulu
                   tanduk dari emas”. (P6)

                     Cerita tentang proses penamaan dan  penemuan Bantaeng sejak
               era to Manurung itu bila ditelaah lebih jauh menungkap proses yang tidak
               terlalu rumit. Salah satu kunci utama dari penemuan itu adalah nama pohon,

               tempat berteduh bagi pada Karaeng yang menemani to manurung Berteduh.
               Pada paragraf lima (P5) tampak jelas bahwa penamaan ini bersumber dari

               unsur lokal, Ba adalah tanda persetujuan menurut bahasa lokal (Bantaeng),
               dan Taeng adalah nama pohon yang memayungi Tomanurung dan 7 (tujuh)
               karaeng yang berkuasa di Bantaeng. Dengan demikian, sumbangan penting

               sumber lokal pada identitas geografis (Toponim) suatu wilayah di Nusantara
               kembali terbukti di Bantaeng.

                     Terdapat kesadaran yang kuat dalam diri 7 karaeng di Bantaeng.

               Keinginan untuk bersatu dan mencari pemimpin baru sangat kuat, mulai
               dengan ikhtiar (bersemedi), dan diskusi panjang hingga menemukan suatu

               tempat permandian yang terbuat dari bambu. Penemuan Tomanurung di
               dalam permandian dan lalu mengijinkannya menikah dengan perempuan Onto
               yang cantik jelita. Sayang sekali, cerita ini masih harus dicari kelanjutannya
   51   52   53   54   55   56   57   58   59   60   61