Page 59 - Toponim sulawesi.indd
P. 59
Jaringan Maritim Indonesia: Sejarah Toponim Kota Pantai di Sulawesi 45
Kampung-kampung di kota-pantai Bantaeng sebagaimana yang
ada pada tabel di atas, telah mengalami perubahan signifikan seiring
perkembangan waktu dan kemajuan yang dicapai kota Pantai Bantaeng.
Kebutuhan infrastruktur pemerintah Kolonial Belanda dan adanya
kebutuhan untuk menciptakan kampung yang sehat sebagaimana program
pemerintah kolonial di kota-kota lain seperti Kampongs verbeteringen telah
memperindah wajah kota pantai Bantaeng. Rumah sakit, penjara, gedung
pusat pemerintahan kolonial, dan jaringan jalan raya yang menghubungkan
pusat-pusat ekonomi ke pelabuhan Bantaeng telah dibangun pemerintah
kolonial dengan tujuan memperlancar arus ekonomi dan mobilitas barang
dan manusia.
2.2.4 Perkembangan Kota Pantai Bantaeng
Salah satu cara untuk melihat suatu kota itu berkembang atau
tidak adalah dengan melihat infrastruktur dan sirkulasi dalam birokrasinya,
karena bisa dilihat secara fisik dan kasat mata. Selain itu, jumlah penduduk
dan fasilitas kota seperti pasar, fasilitas sosial seperti sarana keagamaan,
pendidikan, dan kesehatan. Beberapa indikator itu dapat menjelaskan
perkembangan kota Bantaeng yang pada tahun 1959 menjadi Kabupaten
sendiri dan oleh pemerintah Indonesia menetapkannya sebagai salah satu
kota di Propinsi Sulawesi Selatan baru pada tahun 1999.
Sejarah Bantaeng sebagaimana diyakini oleh warganya dan telah
ada sejak abad XIII dengan nama Bantayan, telah menunjukan gejala sebagai
kota. Relasi antara Bantayan dan kerajaan-kerajaan di Jawa (khususnya Jawa
Timur) sebagaimana yang ditulis dalam Negarakertagama telah dilakukan,
baik Mpu Prapanca menuliskan nama Bantayan dalam kitabnya, tentu karena
menganggap Bantayan adalah sebagai wilayah yang penting, meskipin tidak
dijelaskan panjang lebar. Bantayan adalah wilayah yang memiliki banyak
sungai sebagai sumber air dan menjadi logistik dalam perjalanan pelayaran