Page 62 - Toponim sulawesi.indd
P. 62
48 Jaringan Maritim Indonesia: Sejarah Toponim Kota Pantai di Sulawesi
pada saat yang sana, Islam mulai ikut membangun fasilitas sosial kota seperti
tempat ibadah, ekonomi, dan fasilitas kesehatan. “Kebersihan adalah sebagian
dari iman”.
Jejak Islam di Bantaeng dapat dilihat pada bangunan masjid yang
banyak. Masjid tua di Bantaeng adalah masjid Taqwa, Tompong. Masjid
ini adalah masjid terbesar pertama di kota pantai Bantaeng. Masjid Besar
Taqwa Tompong mulai digagas pada masa Kerajaan Kareng Panawang atas
prakarsa Labandu Wajo, seorang dermawan dan bekerja sama dengan adat
sampulonrua (dua belas) pada tanggal 22 Jumadil akhir 1304 Hijriah atau
pada Maret 1885. Pada tahap awal, masjid baru berupa langgar pada tahun
1887. Masjid ini baru mencapai bentuknya yang megah dan besar pada
tahun 1913 seiring dengan selesainya pembangunan. Adapun ukuran Masjid
Tompong ini memiliki panjang 31,5 m, lebar 21 m, dan tinggi mencapai 16
meter. Arsitektur Masjid ini adalah La Pangewa, yang berasal dari Bone.
Masjid tua dapat ditemukan di Jl. Bete–bete kampung Tompong Kelurahan
Letta, Kecamatan Bantaeng.
Perkembangan kota pantai Bantaeng dari tahun ke tahun terus
mengalami kemajuan (progress). Sejumlah fasilitas kota terus dibenahi.
Fasilitas sosial, ekonomi, budaya, dan ruang-ruang ekonomi modern juga
terus berkembang seiring dengan minat investasi di kota itu. Fasilitas
kesehatan masyarakat kota juga terus diperbaiki, sehingga dampak dari
upaya pengembangan kota dapat memenuhi kebutuhan warganya. Salah
satu fasilias kota modern adalah hadirnya pusat perbelanjaan, hiburan
dan fasilitas kesehatan lainnya. Ruang terbuka hijau untuk ruang rekreasi
warga kota juga dihadirkan. Pantai seruni yang berada tepat di bibir pantai
teluk kota pantai Bantaeng adalah simbol dan ikon kemajuan kota pantai
Bantaeng. Pantai seruni menjadi pusat berbagai kegiatan di kota Bantaeng.
Di dalam sumber lokal, beredar nama-nama raja Karaeng yang pernah
memerintah di Bantaeng. Raja-raja itu memerintah sejak tahun 1254