Page 57 - Toponim sulawesi.indd
P. 57

Jaringan Maritim Indonesia: Sejarah Toponim Kota Pantai di Sulawesi  43

                 untuk bisa menghubungkan relasi antara Tomanurung-Cina-Islam-Bugis.

                 Wilayah Bantaeng adalah ruang strategis sebagai pusat perjumpaan. Tidak
                 heran ada banyak pedagang dari berbagai negara dan wilayah Nusantara yang

                 pernah menyinggahi Bantaeng. Hasil ekskavasi Arkeolog Amerika, Wayne A.
                 Bougas menemukan keramik buatan dari dinasti Sung (960-1279) dan dinasti
                 Yuan (1279-1368). Penemuan ini menguatkan pendapat bahwa ada hubungan

                 dagang antara Bantaeng (Bantayan) dengan Majapahit pada abad XIII. 31

                       Jejak Bantaeng sebagai tanah tua juga dapat dilihat pada peninggalan
                 kuburan  yang menyebar  di  kota itu.  Kompleks kuburan  Belanda  bisa

                 ditemukan di Bantaeng. Selain Belanda, terdapat kompleks makam orang-
                 orang Cina  di  Kampung Sasayya,  Jl.  Pahlawan  kota Bantaeng. Rumah

                 dan bangunan pemerintahan seperti rumah dinas dan rumah sakit serta
                 penjara dengan arsitektur kolonial masih dapat ditemukan dengan mudah
                 di kota Bantaeng. Kampung Cina  (China Town) juga masih melekat pada

                 nama kampung di tengah kota Bantaeng. Bahkan ada satu kawasan yang
                 dinamakan dengan pecinan  masih ada hingga sekarang. Kawasan ini berada
                 pada jalan Mangga dan Manggis.


                       Rumah  adat  yang  melambangkan kompleks perumahan  dari  tujuh
                 keturunan Karaeng di kota Bantaeng masih dapat ditemukan, yakni yang

                 berasal dari Bantaeng, Gowa, Turatea, Bone, Bulukumba, Takalar, dan Sinjai.
                 Keberadaan rumah adat ini melambangkan eratnya hubungan kekerabatan
                 antara para Karaeng (Penguasa/Raja) di Sulawesi Selatan. Kerjasama antara

                 para Karaeng telah mengokohkan kerajaan. Jika Bantayan adalah kerajaan
                 awal di Sulawesi Selatan yang berorientasi Maritim, maka Makassar adalah
                 kerajaan kedua setelah majunya perdagangan di selat Makassar.


                       Pada  masa  kolonial  wilayah  kerajaan  itu dinamakan  dengan
                 Bonthain,  digabung  menjadi  satu Afdeling  dengan Bulukumba.  Dalam
                          32
                 31   M. Irfan Mahmud, dkk., Bantaeng Masa Prasejarah Ke Masa Islam (Makassar dan
                    Bantaeng: Masagena Press dan Kantor Kebudayaan dan Pariwisata Kab. Bantaeng,
                    2007), hlm. 147-148.
                 32   W.M. Donselaar, “Beknopte Beschrjriving Bonthain En Boeloecoemba,” Bijdragen Tot de
   52   53   54   55   56   57   58   59   60   61   62