Page 68 - Toponim sulawesi.indd
P. 68

Jaringan Maritim Indonesia: Sejarah Toponim Kota Pantai di Sulawesi

               (dua puluh dua) kelurahan. Adapun batas-batas administratifnya adalah di

               sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Pinrang, sebelah Timur dengan
               Kabupaten Sidenreng Rappang, di sebelah Selatan dengan Kabupaten Barru,

               dan di sebelah Barat berbatasan dengan Selat Makassar. 37

                     Kota Parepare dilihat dari sisi topografinya memiliki pantai, daratan,
               dan perbukitan. Data dari Biro Pusat Statistik memperlihatkan bahwa 80

               persen kota Parepare adalah wilayah perbukitan dengan ketinggian antara
               25-500  meter  di  atas permukaan laut.  Perbukitan ini  digunakan  untuk
               perkebunan dan perluasan pemukiman masyarakat Kota Parepare. Areal

               kota Parepare digunakan untuk perkebunan (18,56 %), kehutanan (43,04%),
               pertanian  (9,40%),  pemukiman (4,47%),  dan  sisanya  adalah  perikanan
               tambak dan  perluasan  pemukiman  di  dataran  rendah.  Sebagaimana

               umumnya, setiap kota selalu berada di dekat sumber air (sungai), maka
               Parepare memiliki sungai KarajaE. Sungai ini menjadi salah satu sumber air
               warga kota dan menjadi jaringan lalu lintas ke pedaman Sulawesi, sebelum

               jaringan  jalan raya dibangun  pemerintah  Kolonial  Belanda  ke  wilayah-
               wilayah yang secara ekonomi menguntungkan.


                       Kota  Parepare  memiliki sejarah penamaan sebelum identitasnya
               yang  sekarang  digunakan,  diakui,  dan  dijaga kelangsungan identitasnya
               (survival identity). Terdapat beberapa versi cerita tentang asal usul nama

               (toponim) Parepare, antara lain versi yang diyakini sebagian masyarakat
               setempat bahwa Parepare berasal dari ucapan Raja Gowa ke-11 bernama
               Manrigau Dg. Bonto Karaeng Tunipallangga (1547-1566). Pada saat itu, raja

               berjalan-jalan dari Kerajaan Bacukiki menuju ke Kerajaan Soreang. Salah
               satu kepandaian dan kelebihan raja Gowa XI ini adalah seorang ahli strategi

               dan pelopor pembangunan. Raja melihat dan memandang bahwa kawasan
               yang didatangi sebagai lokasi yang memiliki posisi strategis dan dinilainya
               indah, maka Raja Gowa XI pada saat itu menyatakan secara spontan “Bajiki

               Ni Pare” artinya “(Pelabuhan {tempat} di kawasan ini) dibuat dengan baik”.


               37   Biro Pusat Statistik, Kota Parepare Dalam Angka (Kota Parepare: BPS, 2010).
   63   64   65   66   67   68   69   70   71   72   73