Page 86 - Toponim sulawesi.indd
P. 86
72 Jaringan Maritim Indonesia: Sejarah Toponim Kota Pantai di Sulawesi
Gambar 3.1.5
Foto Muara Sungai
Wenang, Sungai Tondano,
Sungai Manado,
Oktober 1910
Sumber: Media.kitlv.nl
Code 169004;
Albumnumber: 1362
Istilah Manado sebagai suatu lokasi, terkadang mendapat arti lebih
sempit untuk menyebut “orang alfur” (kafir) di pedalaman Manado, dan
yang dimaksud adalah daerah pegunungan Minahasa, yang dibedakan
dengan bangsa-bangsa asing (barat) yang datang (ekspansi) dengan merasa
diri memiliki peradaban lebih tinggi dari daerah tujuan (Minahasa-Manado)
yang disebut beragama “alifuru – alfur”. Begitupun kata Manado ini sering
digunakan dalam konteks klaim kekuasaan suatu wilayah, seperti adanya
“raja Manado” walaupun kedudukannya bukan di lokasi Manado yang
sekarang, yaitu kedudukannya di pulau-pulau di depan (kota) Manado,
Pulau Manado Tua, dan sekitarnya.
Tidak hanya itu, di masa kolonial nama Manado menjadi nama distrik
bentukan baru, yakni distrik ke-23 dari 22 distrik yang ada sebelumnya, yaitu
“distrik Manado”. Distrik ini adalah distrik tambahan atau distrik yang oleh
pemerintahan VOC-Belanda, dibawah Gubernur Jenderal Padtbrugge yang
berkedudukan di Ternate-Maluku, yaitu dengan memindahkan sisa-sisa
penduduk (kerajaan) Bawontehu yang berlokasi di Pulau Manado Tua, dan
sebagian penduduk lainnya di pulau-pulau sekitarnya di lepas pantai kota